Jombang - Kantor Kemenag Jombang masih menunggu surat pencabutan izin operasional Ponpes Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang. Ini menyusul pernyataan Direktur Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag RI beberapa hari lalu.
Kepala Kemenag Jombang, Taufiqurrahman menjelaskan terkait dengan tindak lanjut keputusan pencabutan izin dari Kemang RI, pihak Kemenag Jombang masih menunggu petunjuk dari direktur Pendis Kemenag RI.
"Terkait lain-lain kita masih nunggu dari Dirjen Pendis. Suratnya nunggu dari direktur nggih," terang Taufiq pada sejumlah jurnalis saat ditemui di kantornya, Senin (11/7/2022).
Ia mengaku di Ponpes Shiddiqiyyah ada sekitar 1.041 santri, mulai dari program paket A, B, dan C. Ia menyebut dari jumlah santri itu, kebanyakan adalah santri dari luar Jombang.
"Istilahnya Program Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS)," ungkapnya.
Dikatakan Taufiq, hingga hari ini pihak PD Pontren Kemenag Jombang, kesulitan untuk berkomunikasi dengan wali santri.
"Yang kita kesulitan itu komunikasi dengan wali santri Pondok Majma'al Bahroin Hubbul Wathon minal Iman Shiddiqiyyah," ujarnya.
Taufiq mengaku hingga kini belum ada wali santri yang mendatangi Kemenag Jombang untuk difasilitasi perpindahan pondok.
Baca juga:
Program IKI PESAT Jangkau 1.419 Ponpes, Gubernur Khofifah: Bukti Komitmen Kami
"Sampai saat ini belum, kami sudah ke sana tapi belum bisa komunikasi dengan wali santri," bebernya.
Ia menyebut pihak Kemenag bekerja dengan profesional dan proporsional, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan atas adanya keputusan pencabutan izin operasional Ponpes Shiddiqiyyah.
"Dan Kemenag berupaya bersikap profesional dan obyektif menyikapi peristiwa ini, mengingat ini menyangkut pelayanan pendidikan santri di Jombang, semoga lekas kondusif dan pulih kembali seperti semula," tegasnya.
Taufiq mengaku saat ini di Ponpes Shiddiqiyyah masih belum ada kegiatan aktivitas pendidikan, dikarenakan para santri sedang libur Idul adha.
Baca juga:
KPAI di Lamongan Desak Pemenuhan Rehabilitas Psikologis Korban Kekerasan Seksual
"Di sana masih libur, peserta didik libur akhir tahun, sehingga belum ada aktivitas pendidikan di sana, meski begitu kita sudah komunikasi dengan para ustaz dan ustazah termasuk kepala PKPPS nya," ucapnya.
Walaupun sudah ada komunikasi dengan para ustaz dan ustazah maupun kepala PKPPS, Taufiq menyebut keputusan peralihan pondok ini semuanya tergantung dari wali santri.
"Tapi semuanya itu dikembalikan pada wali santri ya, apakah ingin tetap di Jombang atau kembali ke masing-masing daerah ya," pungkasnya.