Pixel Codejatimnow.com

Kesehatan Jamaah Haji Dipantau Selama 21 Hari Setelah Pulang

Editor : REPUBLIKA.co.id  Reporter : REPUBLIKA.co.id
Jamaah haji melempar kerikil sebagai bagian dari ritual rajam simbolis setan di Jembatan Jamarat selama ziarah haji dekat Mekah, Arab Saudi, 11 Juli 2022.(Foto: Republika)
Jamaah haji melempar kerikil sebagai bagian dari ritual rajam simbolis setan di Jembatan Jamarat selama ziarah haji dekat Mekah, Arab Saudi, 11 Juli 2022.(Foto: Republika)

jatimnow.com - Kesehatan jamaah haji akan dipantau selama 21 hari oleh Dinas Kesehatan masing-masing wilayah setelah kepulangan. Pemantauan dimaksudkan sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular. Di antaranya Covid-19, meningitis meningokokus, MERS-CoV, yellow fever, cacar monyet, polio, dan difteri. Jamaah haji akan dibekali dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji (K3JH).

"Apabila selama pemantauan ada gangguan kesehatan, diharapkan segera melapor ke faskes setempat," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana, Rabu (13/7/2022).

Selama 21 hari masa pemantauan, apabila terdapat demam atau gejala sakit lainnya maka jamaah yang sakit segera ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH. Apabila dalam kurun waktu 21 hari gejala penyakit tidak muncul, maka jamaah tetap diminta menyerahkan K3JH kepada puskesmas terdekat.

Budi juga mengingatkan jamaah haji agar tetap Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Seperti istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang bergizi, dan jaga kebersihan diri setibanya di kampung halaman selama proses pemantauan kesehatan.

"Hal ini untuk memastikan jamaah tetap sehat sekembalinya ke tanah air," ujarnya.

Baca juga:
Persiapkan Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah Anda di Sini

Budi memastikan, setibanya jamaah haji di Bandara Internasional (debarkasi) maka akan langsung dilakukan skrining kesehatan berupa pengecekan suhu melalui thermal scanner dan thermal gun, tanda, dan gejala serta melakukan observasi terhadap jamaah di asrama haji debarkasi. Apabila didapati jamaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tes antigen.

"Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," katanya.

Selain skrining kesehatan, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan posko kesehatan di bandara untuk pelayanan rawat jalan, kedaruratan, dan rujukan. Selain itu, juga menyediakan mobil ambulans dan tenaga medis sebagai antisipasi terhadap penyakit menular. Kemenkes juga menyiapkan sistem surveilans kesehatan terhadap jamaah haji Indonesia yang tiba di tanah air besama dengan dinas kesehatan kabupaten dan kota.

Baca juga:
Kambing Seharga Rp25 Juta hingga Pelunasan Biaya Haji

Lihat Artikel Asli

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama jatimnow.com dengan Republika.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Republika.co.id