Pixel Code jatimnow.com

Mas Dhito Prediksi Nilai Ekonomi Benih Lele Melesat Usai Bandara Beroperasi

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Yanuar Dedy
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) saat berdiskusi dengan Kepala Dinas Perikanan Nur Hafid (Foto: Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) saat berdiskusi dengan Kepala Dinas Perikanan Nur Hafid (Foto: Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)

Kediri - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) memprediksi nilai ekonomi benih ikan lele akan melesat hingga Rp4 triliun setelah Bandara Dhoho beroperasi, Oktober 2023 mendatang.

Menurut Mas Dhito, saat ini nilai ekonomi ikan konsumsi tersebut di angka Rp1,3 triliun per tahun. Katanya, Kabupaten Kediri pernah punya catatan emas, dengan capaian benih lele menyentuh angka Rp4 triliun.

Sehingga, dengan adanya Bandara Dhogo, dia optimis nilai ekonomi ikan lele akan kembali mencapai angka yang diinginkan tersebut.

"Saya rasa Kabupaten Kediri bisa mencapai angka Rp4 triliun per tahun, karena kita pernah di angka tersebut. Dan itu masuk di catatan saya," jelas Mas Dhito, Kamis (14/7/2022).

Menurutnya, faktor yang mempengaruhi tingginya nilai ekonomi lele di Kabupaten Kediri ini, karena banyak pembudidaya yang tersebar di seluruh kecamatan, diimbangi tingginya konsumsi masyarakat terhadap ikan itu.

Selain itu, lanjut Mas Dhito, Kabupaten Kediri juga mempunyai bibit lele unggulan yang disebut dengan Lele Mutiara.

"Ini asli bibit yang memang dibuat oleh Dinas Perikanan Kabupaten Kediri. Saya yakin Lele Mutiara ini bisa dikembangkan dengan masif," ujar bupati milenial yang kerap mengendarai Vespa itu.

Baca juga:
Harkanas ke-11, Pemkab Kediri Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Konsumsi Ikan

Mas Dhito menambahkan, langkah strategis lain untuk mencapai targetnya adalah optimalisasi dan kolaborasi program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Pemerintah Kabupaten Kediri ihwal budidaya ikan yang menjadikan satu desa di wilayahnya ini sebagai sentra lele.

"Pare ini menjadi daerah perkotaan di Kabupaten Kediri. Salah satu desa ditetapkan sebagai republik lele. Maka harapannya akan tumbuh republik-republik lele yang kemudian kita adopsi dan diimplementasikan di desa-desa lain," tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid menyebut, dari nilai ekonomis Rp1,3 triliun itu didapat dari 1,3 miliar ekor benih lele yang dibudidaya oleh 1500 petani di wilayahnya.

"Kabupaten Kediri per tahun bisa memproduksi 1,3 miliar ekor lele," tegasnya.

Baca juga:
Pemkab Kediri Gelar Tes PPPK, 2000 Peserta Berebut 850 Formasi

Nur Hafid menyebut, Lele Mutiara yang disinggung oleh Mas Dhito ini memang menjadi produksi unggulan, karena memiliki daya hidup yang lebih lama dibanding jenis lele lain sepeti Sangkuriang maupun Masamo.

"Di damping itu, Lele Mutiara juga memiliki cita rasa tinggi," pungkasnya.

(ADV)