Pamekasan - Pelaksanaan proyek rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Samiran, Kabupaten Pamekasan, diprotes warga. Sebab pasokan air untuk pertanian terhambat akibat salurannya ditutup. Bahkan aktivitas di Pondok Pesantren Hidayatun Najah juga terganggu. Mereka kesulitan mendapatkan air sejak adanya proyek rehabilitasi DI. Padahal air digunakan untuk wudhu dan mandi para santri.
Warga setempat, Satori (50) mengatakan, pekerjaan irigasi tidak mempertimbangkan dampak kebutuhan air. Sebab lokasi irigasi dimanfaatkan total untuk pekerjaan. Sehingga air tidak mengalir di sepanjang irigasi.
"Kegiatan pengerukan tidak dilakukan bertahap. Sehingga saluran air tersumbat," katanya, Senin (25/7/2022).
Dulu sempat ada pembangunan yang sama. Tapi dikerjakan secara bertahap. Sebelah kiri dikerjakan, sementara sebelah kanan tetap ada air yang mengalir.
Akibat pekerjaan itu, banyak petani yang kesulitan air. Terutama petani tembakau. Begitu pula dengan aktivitas di pondok pesantren. Setiap pagi dan sore, santri mandi di saluran irigasi. Termasuk digunakan untuk berwudhu.
Baca juga:
Banyuwangi Bangun dan Revitalisasi 123 Km Jaringan Irigasi
"Kalau tanaman padi baru saja panen dan akan menjelang musim tanam berikutnya. Tapi untuk petani tembakau, aliran ini sangat dibutuhkan. Tapi akibat proyek, saluran air mampet," katanya.
Untuk diketahui, pekerjaan irigasi dilaksanakan PT Xaviera Sarana Sentosa yang beralamat di Jalan Simorejo V/18, Kota Surabaya. Anggaran pekerjaan senilai Rp5.388.729.000,00. Sementara pekerjaan saluran sudah berlangsung sepekan.
Baca juga:
Cerita Istana Gaib di Saluran Irigasi Banyuwangi, Lokasi Tewasnya Bocah SD
Terpisah, Kepala Seksi Operasi UPT PSDA WS Kepulauan Madura di Pamekasan Adi Soesilo Priyanto membenarkan adanya pekerjaan tersebut. Diakui, pihaknya sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Induk HIPPA dan GHIPPA.
"Akan segera kami tindak lanjuti, mas. Saya akan hubungi pengawasnya di lapangan," ucapnya.