Pixel Codejatimnow.com

Ratusan Patung dari Sampah Plastik di Kota Batu Jadi Spot Foto Baru

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Patung dari sampah plastik dipajang di Balai Kota Among Tani Kota Batu (Foto-foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Patung dari sampah plastik dipajang di Balai Kota Among Tani Kota Batu (Foto-foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

Kota Batu - Deretan patung yang terbuat dari sampah plastik berdiri di depan Balai Kota Among Tani, Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu. Patung-patung itu kini menjadi spot foto baru.

Event 1001 patung sampah yang digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu bersama para seniman itu menyedot animo masyarakat dan pelajar. Mereka mengabadikan momen berfoto dengan patung berbentuk orang-orangan sawah hingga tokoh pewayangan.

Koordinator seniman M. Rokhim mengatakan bahwa di sepanjang Jalan Panglima Sudirman tersebut hanya terdapat sekitar 293 patung, sehingga masih kurang 700-an patung untuk mencapai 1001.

"Hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi pada masyarakat. Sosialisasi hanya dilakukan satu kali saja di Balai Desa Junrejo. Padahal Kota Batu memiliki 24 desa dan kelurahan," kata Rokhim, Senin (25/7/2022).

Meski begitu, dia mengaku hal tersebut lumrah ditemui di manapun. Apalagi pembuatan 1001 patung manusia sampah bisa dikatakan baru di Kota Batu.

"Walaupun jumlah tak menyentuh target, yang terpenting membuka wawasan masyarakat serta mendapatkan respon dari masyarakat," urainya.

Baca juga:
2 Tahun Lagi Tempat Belanja di Kediri Bebas Kantong Plastik, Warga Sudah Siap?

Patung dari sampah plastik dipajang di Balai Kota Among Tani Kota BatuPatung dari sampah plastik dipajang di Balai Kota Among Tani Kota Batu

Bahkan Rokhim mewacanakan akan kembali melaksanakan kegiatan tersebut pada tahun depan. Selain itu, patung-patung itu juga bakal dipakai hiasan di TPA Tlekung.

Sementara Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan berharap, pameran patung tersebut bisa mengampanyekan pengurangan sampah plastik.

Baca juga:
Menparekraf Sandiaga Sebut Festival Nasional Reog Ponorogo Layak Masuk Agenda Internasional

"Patung-patung itu terbuat dari seperti botol minuman bekas, kantong plastik bekas, bungkusan kopi dan sebagainya. Inisiasi awalnya dari salah satu seniman bernama Rokhim dari komunitas MAOS Art, kemudian kami yang ada di Pemkot Batu mencoba berkolaborasi untuk mewujudkan hal itu," katanya.

Diketahui, kegiatan itu melibatkan seluruh elemen masyarakat dari 24 desa dan kelurahan yang ada di Kota Batu. Mulai dari ibu-ibu PKK, pemerhati lingkungan, OPD (Organisasi Perangkat Daerah) hingga pelaku.

"Untuk satu patung biasanya dikerjakan oleh 5 orang, dengan dimensi yang bermacam-macam antara tinggi 1 meter sampai 2 meter," tandasnya.