Surabaya - Erland Setiawan bersama sejumlah rekannya tampak begitu antusias dalam mementaskan Ludruk. Banyolan khas Jawa Timuran nan 'Kusruh' itu kerap mengundang tawa riang para penonton di pujasera. Memang sekarang bukan era keemasan bagi Ludruk. Hal itupun diamini pria yang memiliki nama panggung Robets Bayoned.
Erland mengatakan, kisah yang dibawakan dalam setiap pementasan usai pandemi COVID-19 didominasi permasalahan atau kegelisahan teranyar di sekitar. Semuanya dikemas sesuai era penonton saat ini, terutama milenial.
"Kami sengaja membawa cerita-cerita Kartolo Cs untuk mengobati kerinduan teman-teman terhadap cerita mereka," kata Erland kepada jatimnow.com.
Dalam pementasan, ia dan sejumlah rekannya kerap bergiliran atau berganti peranan. Misalnya, Erland memerankan Kartolo. Di kemudian hari, ia memerankan tokoh lainnya.
Baca juga:
Banjarkemantren Juara 1 Penghargaan Aksi Gemilang 2023 Disporapar Sidoarjo
"Tidak mesti ya, sering gantian, saya, Ipul, Ponco, Amin Abiyoso, dan Tari. Yang pasti, semuanya dalam naungan Republik Ludruk Indonesia yang mengerjakan teman-teman Barisan Ludrukan Anak Muda (Balada) Sidoarjo," ujarnya.
Seyogyanya, setiap kisah dan peranan yang dibawa memang tak fokus harus sama seperti tokoh asli. Meski begitu, pementasan yang ditayangkan lebih ke arah ceritanya.
Baca juga:
Menikmati Kidungan Jula-Juli di Waroeng Joglo Merah Putih
"Jadi tokoh-tokoh itu hanya simbol saja dan karakternya tidak harus sama. Pokok'e gampang, dengan cara mendengarkan, pokok'e memper-memper (mirip-mirip sekilas). Tapi isi banyolan-banyolan (guyonan) dari versi kami sendiri melalui kaset koleksi tape dan referensi lainnya," tuturnya.(Bersambung)