Pixel Codejatimnow.com

Babubam Bag Buatan Mahasiswa di Surabaya Lolos PKM Kemendikbud-Ristekdikti

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Empat mahasiswa Unusa menunjukkan Babubam Bag yang memperoleh dana PKM Kemendikbud-Ristekdikti (Foto: Kesar for jatimnow.com)
Empat mahasiswa Unusa menunjukkan Babubam Bag yang memperoleh dana PKM Kemendikbud-Ristekdikti (Foto: Kesar for jatimnow.com)

Surabaya - Empat Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEB-TD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) lolos Program Krativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Kemendikbud-Ristekdikti dengan membuat Babubam Bag (Batik Buget Bambu Bag).

Empat mahasiswa itu adalah Firdeana Fitrotul Ula, Sifa Imroatun Jannah, Anggih Nur Hamidah, ketiganya dari prodi S1 Akuntasi, serta Agung Firmansyah dari prodi S1 Manajemen.

Koordinator kelompok, Firdeana Fitrotul Ula menjelaskan, Babubam Bag merupakan tas fashioneble cocok untuk remaja dengan menggabungkan antara anyaman bambu dan kain batik. Selain itu bahan yang digunakan pun terbuat dari bahan ramah lingkungan.

"Yang pasti kami design tas ini up to date dengan tren tas yang saat ini digandrungi anak anak muda hingga orang dewasa," ungkap Firdeana, Senin (29/8/2022).

Dia mengungkapkan, ide awal tas ini bermula ketika dirinya bersama teman-temannya berkunjung ke sebuah desa di Lamongan, di mana mayoritas masyarakatnya menjadi pengrajin bambu seperti besek hingga kipas.

Kemudian ia berinisiatif mendesain dengan memadukan antara besek dan kain batik perca menjadi sebuah benda bernilai jual.

"Di sana kami juga sempat belajar menganyam bambu selama dua bulan. Kami mencoba membawa karya anyaman itu menjadi tas berbahan dasar yang ramah lingkungan dan memiliki nilai fashioneble dan bisa dijual," terangnya.

Baca juga:
Mahasiswa di Surabaya Kembangkan Alat Daur Ulang Plastik Menjadi Bahan Bakar

Dia mengaku menggunakan cara manual, sehingga produksi tas tersebut masih dalam jumlah tidak banyak.

"Karena proses pembuatan ini selama tiga bulan, mulai dari menganyam hingga pembuatan tas semuanya dilakukan secara handmate tanpa alat apa pun," ungkap Firdeana.

Menurut Firdeana, proses perawatan tas tersebut setelah dipakai yaitu cukup diletakkan pada suhu ruangan dan sering dibersihkan atau dilap.

Baca juga:
Pengmas UK Petra ACCESS 2023 Bantu Masyarakat Pesisir Sidoarjo Dapatkan Air Bersih

"Untuk menghindari jamur hingga penyerbukan alami dari bambu tersebut. Tas tersebut cukup dijemur. Jika semakin sering dijemur, akan terlihat semakin bagus dan tas akan lebih awet," ungkapnya.

Tas yang memiliki nilai estetik ini dibandrol dengan harga Rp95 ribu dengan ukuran 14x18 sentimeter. Sedangkan pemasarannya melalui media sosial seperti Instagram @babubambag.

"Kami sekarang masih menerima pembelian secara pemesanan terlebih dahulu atau PO baru bisa kami buat," terang Fierdiana.