Pixel Code jatimnow.com

Sensasi Berkunjung di Gedung 'Hantu' Kupang Surabaya

  Reporter : Erwin Yohanes Arry Saputra
Bangunan Gedung 'Hantu' Kupang yang terlihat menonjol dari bangunan lainnya.
Bangunan Gedung 'Hantu' Kupang yang terlihat menonjol dari bangunan lainnya.

jatimnow.com – Terik matahari Sabtu (21/7/2018) siang di jalanan Surabaya, tak begitu menyengat seperti biasanya. Awan mendung ditambah angin sepoi-sepoi menerpa jalanan pasar tradisional di kawasan Gedung Hantu Kupang, begitu biasanya orang menyebut, membuat suasana hati terasa nyaman.

Gedung Hantu Kupang, nama ini yang melekat pada sesosok gedung di Jalan Banyu Urip Wetan 1A nomor 107, Surabaya.

Selain bangunannya yang berarsitektur kuno dan lokasinya yang tidak jauh dari jalan raya, ketinggian gedung 'lawas' (lama/kuno-red) yang berbeda dengan bangunan di sekitarnya juga membuatnya mudah untuk ditemukan.

Pertama kali masuk di lingkungan gedung ini, sejurus mata memandang akan disajikan dengan aktifitas pasar yang kebanyakan pedagangnya beretnis Tionghoa.

Gedung ini masih tampak kokoh meski warna putihnya sudah kusam. Dari luar memang cukup terkesan menyeramkan.

Namun, begitu memasuki bagian dalam gedung, kita akan disajikan dengan kamar-kamar sepetak yang berdinding kayu triplek di kanan-kiri lorong.

Kemudian terdapat toilet umum di ujung lorong itu. Tampak beberapa lansia duduk sembari bercengkrama dengan yang lainnya.

“Saya orang rantau dari Kediri sudah sejak tahun 1964 tinggal disini, dulu jualan kue onde-onde,” kata salah satu lansia sembari duduk santai di sekitar toilet.

Baca juga:
Mengulas Tempat Angker di Kota Kediri: Pemakaman hingga Bekas Gedung Bioskop

Di area toilet terdapat tembok yang berbentuk tulisan pinyin. Konon, gedung itu dibangun oleh J.A. van Middlekoop pada 1809. Lalu, gedung tersebut dibeli oleh dr Teng Khoen Gwan (Gunawan Sasmita) sekitar 1945.

Namun, akibat kerusuhan rasial pada 1948, pemilik gedung dan penghuninya menyingkir dari tempat tersebut.

Gedung ini memiliki 2 lantai, untuk menuju lantai dua harus melewati sebuah tangga kayu yang cukup lebar dengan kondisi sudah rapuh dan suasana gelap mencekam.

Di lantai dua terdapat ruangan cukup luas dengan berisikan sofa dan kursi lalu jendela-jendela yang lebar, diatas jendela itu dihiasi berbagai poster.

Baca juga:
Machfud Arifin, Harapan Baru Para Penghuni Gedung Setan Surabaya

Tidak terlalu banyak kamar yang mengisi lantai 2 ini, hanya saja kondisinya sama dengan lantai bawah.

Para penghuni gedung selama ini adalah sanak keluarga yang menempati secara turun-temurun dari jaman dahulu. Namun diantara mereka tidak ada yang mengaku pernah melihat hal-hal ghaib di gedung ini.

Reporter: Arry Saputra
Editor: Erwin Yohanes