Pixel Codejatimnow.com

Kopi Angkringan Jombang, Penjualnya Cantik-cantik dan Buka Hingga Dini Hari

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Elok Aprianto
Salah satu penjual kopi angkringan di Jombang.(Foto: Elok Aprianto)
Salah satu penjual kopi angkringan di Jombang.(Foto: Elok Aprianto)

Jombang - Tak sulit menemukan kopi angkringan di Kabupaten Jombang. Tempat menikmati kopi sekaligus nongkrong itu sudah menjamur di berbagai sudut di Kota Santri. Salah satunya di kawasan Jalan Gus Dur di jantung kota Jombang. Dari ujung jalan sisi Timur hingga Barat banyak ditemui pedagang kopi angkringan.

Uniknya, kebanyakan penjual kopi angkringan adalah gadis-gadis muda. Hal itu membuat para pengunjung yang didominasi kaum Adam kian betah berlama-lama menyeruput kopi.

Dari hasil pengamatan jatimnow di Jalan Gus Dur, kopi angkringan tampak ramai pengunjung. Mulai dari kalangan remaja hingga orang dewasa. Para pembeli di sejumlah angkringan duduk melingkar dengan beralaskan tikar. Mereka bersanding dengan aneka minuman dan makanan. Suasana gayeng menyeruput kopi tampak jelas di antara para pengunjung.

Seperti diungkapkan Mustakim (25) penikmat kopi angkringan asal Peterongan. Ia mengaku sering dan betah berkunjung ke beberapa angkringan setempat. Bahkan tak jarang, ia ngopi hingga larut malam.

"Sering, mas. Tapi nggak sampai tiap malam juga. Paling seminggu dua kali gitu. Ya soalnya, murah-murah dan yang melayani cewek-cewek muda juga dan enak. Ramah diajak ngobrol bersama," ungkap Mustakim, Jumat (2/9/2022).

Ada sekitar 10 angkringan di sepanjang Jalan Gus Dur yang dijaga perempuan muda berparas cantik.

"Ada sepuluhan kalau tidak salah, mas. Tapi masih belum nyobain semua. Hanya saja sering ganti-ganti tempat gitu, soalnya nyaman di sini, angin malamnya gitu. Juga di pinggir jalan," tukasnya.

Sementara itu, Laila (19) mengaku sudah lama berjualan kopi angkringan. Ia pun tak memungkiri banyak para pengunjung kopi angkringan yang kerap miliriknya. Namun hal itu tidak membuatnya takut. Sebab tampil cantik merupakan bagian dari strategi penjualan kopi angkringan.

"Sudah sekitar 2 tahunan, iya enak saja nyaman. Iya memang, agar menarik perhatian pelanggan. Tapi sekarang tampil biasa saja cuma begini," ucap Laila dengan nada genit dan menggoda.

Ia menjelaskan, di lapak angkringan miliknya terdapat beragam camilan dan minuman. Mulai dari camilan bakar seperti sosis, tempura, dan camilan bakaran lainnya. Minumannya juga bervariasi. Mulai dari kopi racikan sendiri hingga minuman es bingkisan.

"Kalau soal harga, normal seperti biasanya. Hanya saja kalau kopi di sini ada yang harga Rp5 ribu hingga Rp6 ribuan. Yang lain sama," katanya.

Laila mengaku mendapat omzet penjualan cukup lumayan setiap malamnya. Dalam semalam ia bisa meraup keuntungan Rp150 hingga Rp200 ribu rupiah. Berbeda ketika hari libur, bisa sampai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu.

"Alhamdulillah masih banyak pelangganya tiap malam. Tak hanya warga Jombang saja, ada yang dari Kediri, Tuban, Mojokerto gitu. Mungkin ketika di perjalanan, lalu mampir ngopi sebentar gitu. Kalau soal omzet, sampai saat ini alhamdulillah lancar," bebernya.

Baca juga:
Disbun Jatim Fokus Kembangkan Inovasi Tingkatkan Produksi Komoditi Perkebunan di 2024

Untuk itu, ia lebih memilih untuk terus berjualan angkringan di tepi jalan. Disinggung tak ingin berkerja lainnya, perempuan baru lulus SMA ini mengaku lebih nyaman berwirausaha sendiri.

"Jalani saja mas, lagian sudah nyaman beginian. Saya lebih suka berwirausaha sendiri, daripada kerja di tempat orang. Mending di sini sudah terlanjur nyaman, doakan saja tetap bertahan dan lancar," tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan Yefita Cahyani (20) penjual angkringan cantik yang berada di depan kampus Undar Jombang. Ditemui di angkringan kopi miliknya, Yefita mengaku baru saja berjualan kopi angkringan.

"Baru berjualan 6 bulan," tegasnya.

Dikatakan Yefita, ide membuka usaha angkringan berawal saat mau mencari pekerjaan. Lantaran tak kunjung dapat kerjaan, ia akhirnya memutuskan untuk membuka usaha kopi angkringan.

"Awalnya berawal dari nyari loker gitu, mas. Tapi setelah itu berpikiran ingin buka angkringan gitu. Kalau soal kenapa kok saya yang jaga, ya setelah liat angkringan lainnya, jadi mengerti bagaimana cara menarik perhatian pelanggannya," bebernya.

Ditanya soal strategi penjualan, ia mengaku penampilan cantik masih menjadi modal dasar. Selain itu, cara berpakaian yang sedikit menggoda bisa menjadi bahan tambahan modal.

Baca juga:
Coffee Shop Baru di Kediri Ini Ingin Kembalikan Kejayaan Kopi Nusantara yang Tergeser Tren Es Kopi Susu

"Kalau saya sih, mungkin sudah kebiasaan juga ya. Jadi penampilannya itu lebih ke agar membuat para cowok-cowok itu nyaman gitu loh. Rapi, bersikap ramah, dandan berkaca-kaca setiap saat," katanya.

Ia menyebut, kondisi ini juga kerap mendatangkan resiko. Namun kesopanan merupakan cara untuk sedikit meminimalisasi resiko. Meski demikian, tak jarang ia mendapat perlakuan jail dari pelanggan. Mulai dari mengatakan hal tak senonoh hingga mengajaknya kencan.

"Tapi saya tetap senyum, tak guyoni gitu di sampingnya. Agar jailnya tidak keterlaluan, paling nggak ya tak temeni ngobrol, ngopi, tak kasih nomer Hp juga kadang kalau diminta, kadang foto bareng gitu. Ya sudah resikonya gitu," ujarnya

Namun siapa sangka, dari hasil jualan angkringan tersebut Yefita dalam semalam bisa meraup cuan mulai Rp200 ribu hingga Rp400 ribu rupiah. Sementara waktu operasionalnya mulai pukul 18.30 WIB hingga 01.30 WIB.

"Kalau cuan di hari biasa, Rp150 ribu. Kalau di hari Jumat, Sabtu dan Minggu itu memang lumayan. Soalnya banyaknya pelanggan. Kadang dapat Rp200 ribu sampai Rp400 ribuan. Bukanya memang cuma malam," pungkasnya.