Pixel Codejatimnow.com

Memancing Ikan Malam Hari, Kebiasaan Unik Sejumlah Warga Lamongan

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Wahid, warga Lamongan yang menunjukan hasil buruan mancing malam di Kali Dinoyo, Kecamatan Deket.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Wahid, warga Lamongan yang menunjukan hasil buruan mancing malam di Kali Dinoyo, Kecamatan Deket.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

Lamongan - Memancing pada siang hari mungkin sudah biasa. Namun hal sebaliknya justru dilakukan sejumlah warga Lamongan. Mereka memilih memancing saat hari berganti malam.

Kebiasaan unik tersebut dapat Anda saksikan kala melintas jalan poros Kecamatan Deket-Glagah yang bersebelahan dengan sepanjang Kali Dinoyo. Selain siang, banyak warga yang memilih waktu memancing pada malam hari untuk menyalurkan hobinya. Kali atau sungai tersebut memang cukup beken di kalangan para pemancing yang disebut sebagai salah satu spot andalan di Lamongan.

"Sampingan saja mas, menghabiskan waktu luang, karena kalau siang kerja. Juga buat tambah-tambah penghasilan, lumayan," kata Abdul Wahid, warga Desa Tambakrigadung, Kecamatan Tikung, Lamongan, Sabtu (18/9/2022) malam.

Ikan primadona sekaligus paling diburu adalah gabus atau ikan kutuk. Selain harganya yang relatif lebih mahal dari ikan air tawar lainya seperti mujair dan tombro, sensasi tarikan ikan kutuk juga lebih menantang.

Baca juga:
Pemancing asal Mojokerto Dilaporkan Tenggelam di Kolam Pancing Jabon, Sidoarjo

"Sensasi tarikan ikan kutuk yang paling dicari, karena di kali ini (Kali Dinoyo) ukuran ikan kutuk relatif besar. Saat malam hari ikan biasanya mencari ikan," ungkap pemancing lainnya, Sutadi.

Dikatakan Sutadi, ramainya penghobi tergantung musim. Jika masuk Juni atau bulan 6, biasanya pemancing akan bertambah banyak.

Baca juga:
Sensasi Mancing Ikan Tengah Malam di Sungai Kalimas Surabaya, Berani Coba?

"Ramai lagi biasanya kalau bulan puasa, banyak yang mancing sekalian tadarus. Bahkan dari luar daerah Lamongan" katanya sambil bergurau.

Pemancing seperti Sutadi dan Wahid yang menyalurkan hobi saat malam hari hanya membutuhkan satu alat tambahan. Yakni berupa starlight atau pelampung bercahaya sebagai penanda.