Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa Universitas Ciputra Ciptakan Codesk, Meja Kerja yang Mudah Diangkut

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Farizal Tito
Codesk ciptaan mahasiswa Universitas Ciputra.(Foto: Fahrizal Tito)
Codesk ciptaan mahasiswa Universitas Ciputra.(Foto: Fahrizal Tito)

Surabaya - Tiga mahasiswa semester lima Program Studi Interior Architecture Universitas Ciputra Surabaya menciptakan meja kerja portabel yang mudah diangkut ke mana-mana. Inovasi tersebut diberi nama codesk.

Hasil karya Michael Suwono, Ignasius Reynard Tendra dan Muhammad Fahmi Aziz itupun dipamerkan pada Event Decoration & Interior Expo (Decorintex) VIII 2022 di Exhibition Hall Grand City Surabaya. Meski masih dalam bentuk prototipe saat dipamerkan, namun hak produksi co-desk langsung diboyong oleh perusahaan furniture terkemuka di Jatim untuk diproduksi masal.

Ketua kelompok pembuat codesk, Ignasius Reynard Tendra mengungkapkan ide tersebut bermula dari tugas kuliahnya yang dituntut untuk membikin suatu produk furniture maupun desain interior yang memiliki nilai jual.

"Selain itu, melalui karya ini kami ingin mewujudkan jika tempat bekerja tidak terfokus hanya di dalam ruangan saja. Namun itu dapat dilakukan dimana pun, termasuk di outdoor. Meja ini sangat tepat karena dapat dilipat hingga menyerupai tas koper yang bisa dijinjing ke manapun," ujar Ignasius Reynand, Jumat (23/9/2022).

Codesk ciptaan mahasiswa Universitas Ciputra.(Foto: Fahrizal Tito)Codesk ciptaan mahasiswa Universitas Ciputra.(Foto: Fahrizal Tito)

Proses pembuatan meja berukuran 2x2 lengkap dengan dua kursi lipat dan hanya seberat 7 kilogram itu hanya membutuhkan waktu 1 bulan.

"Untuk proses desainnya kurang lebih dua mingguan. Revisi dan lainnya total pengerjaannya kurang lebih satu bulan," terangnya.

Dalam pengerjaannya, lanjut Reynard, tim menemui sejumlah kesulitan. Di antaranya pembentukan konsep hingga komunikasi dengan tukang.

Baca juga:
Dokter Muda Angkatan Pertama FK UC Surabaya Siap Mengabdi di Indonesia Timur

"Pertama kesalahan komunikasi dengan tukang. Jadi kami harus improvisasi sendiri pada hari H untuk membuat desain ini biar sama. Mulai dari awal pembentukan konsep ini kebanyakan masih banyak yang salah. Jadi dari awal banyak sambungan tidak diperlukan, banyak revisi lagi," bebernya.

Inovasi meja coworking space tersebut memiliki berat 7 kilogram. Meja mampu menopang beban benda yang ada diatasnya hingga 30 kilogram.

"Total berat sekitar 7 kilogram. Soalnya bahannya pakai kayu palet, jadi agak ringan. Kalau kursi, mungkin 10 kilogram. Kalau meja bisa menampung 20 kg, masih aman," ungkapnya.

Sementara itu, Dosen Interior Universitas Ciputra Tri Novianto Puji Utomo mengungkapkan produk yang dihasilkan mahasiswa merupakan hasil mata kuliah satu semester 5. Pihaknya sengaja mengangkat tema nomadic furniture untuk mempermudahkan memunculkan ide-ide kreatif mahasiswa.

Baca juga:
Adaptif Terhadap Tantangan Zaman untuk Pendidikan Indonesia

"Nomadic furniture ini artinya kan gampang dipindah-pindah. Nah itu yang saya terapkan sebagai kasus di mata kuliah ini. Kami sediakan kayu palet secara gratis kepada mereka tapi dengan 5 jenis yang berbeda, dan membebaskan mereka untuk berkreasi," jelasnya.

Diakuinya meski hak produksi codesk telah diboyong oleh pabrikasi untuk diproduksi massal, namun masih adanya perbaikan-perbaikan sedekit. Seperti memilih bahan yang lebih ringan hingga mendaftarkan hak kekayaan intelektual.

"Menurut saya ini yang paling mudah diimplementasikan dan sangat sesuai dengan temanya. Temanya kan nomadic ya. Bahkan nanti ketika diproduksi, industri minta bisa dipakai untuk kegiatan outdoor. Evaluasinya lebih diringankan lagi, tidak harus menggunakan material yang semuanya berbahan kayu," tandasnya.