Pixel Codejatimnow.com

Politisi Gerindra Ungkap Beda Kepemimpinan Presiden Jokowi Vs Era SBY

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Mita Kusuma
Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur 7, Supriyanto. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur 7, Supriyanto. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Ponorogo - Politisi Partai Gerindra asal Ponorogo membandingkan karakter kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal ini disampaikan Supriyanto, anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur 7, menanggapi pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat Rapimnas Partai Demokrat beberapa waktu lalu.

Saat itu, Ketua Umum Demokrat itu menyebut pemerintahan Jokowi hanya sebatas gunting pita untuk proyek infrastruktur pada periode pertama pemerintahannya.

“Kalau boleh menilai karakter kepemimpinan keduanya cukup kuat. Namun kepemimpinan Jokowi terkesan lebih kuat,” ujar Supriyanto, Sabtu (24/9/2022).

Kedua, lanjutnya, kematangan dan kecepatan dalam mengambil keputusan. Dalam mengambil keputusan keduanya cukup matang, namun Jokowi terkesan lebih cepat di dalam membuat keputusan.

“Kemampuan menghadapi problem, dan persoalan bangsa. Kemampuan keduanya cukup berimbang. Namun Jokowi terkesan lebih lugas dan tegas,” urainya.

Dalam bidang komunikasi publik, Supriyanto menilai keduanya punya komunikasi publik yang cukup baik dan matang. SBY melakukan komunikasi dengan cukup baik, santun, dengan kalimat yang teratur. Jokowi cukup komunikatif, dan banyak turun langsung ke masyarakat.

“Komunikasi dan kerja sama internasional. Dalam bidang ini kemampuan keduanya cukup berimbang, namun Pak SBY kelihatannya lebih komunikatif,” bebernya.

“Bidang ekonomi. Keduanya mempunyai capaian yang tidak jauh berbeda, keduanya cukup berprestasi dalam bidang ekonomi,” tambahnya.

Halnya di bidang penegakan hukum. Dalam Bidang ini mereka punya prestasi yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang ini Presiden Jokowi sangat sukses dengan capaian yang sangat spektakuler.

Baca juga:
Kunci Sukses Istri Bupati Trenggalek Novita Hardini Lolos ke DPR RI

Sebagai contoh, beber Supriyanto, pembangunan bendungan sampai tahun 2024 ditargetkan mencapai lebih dari 35 bendungan, pembangunan bandara lebih dari 28 bandara, pembangunan pembangkit listrik cukup berhasil, pembangunan jalan tol lebih dari 1.500 Km dalam kurun waktu 7 tahun masa pemerintahan Jokowi.

Pada jaman SBY pembangunan bendungan, bandara, pembangkit listrik capaiannya sebanding dengan pemerintahan Jokowi.

Namun untuk pembangunan jalan tol pada masa kepemimpinan SBY hanya mampu mencapai kurang lebih 190 Km, dalam hal ini capaian SBY tertinggal jauh dengan capaian selama 7 tahun pemerintahan Jokowi.

Pembangunan di tingkat pedesaan, lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang disahkan pada jaman pemerintahan SBY, telah mendorong percepatan pembangunan desa di seluruh Indonesia.

Baca juga:
PKS Punya 1 Perahu Utuh di DPRD Jatim, Siap Antarkan Kader jadi Kepala Daerah

Kinerja Jokowi dalam memenuhi amanat undang undang tersebut, khususnya yang terkait dengan Dana Desa, Jokowi cukup berhasil dengan ekselerasi yang cepat, sehingga pembangunan di tingkat pedesaan di seluruh Indonesia, dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.

Bidang administrasi pertanahan dan bidang administrasi kependudukan, dalam bidang administrasi pertanahan kinerja pemerintahan Jokowi lebih berhasil dibanding dengan kinerja pemerintahan SBY. Utamanya dalam hal penerbitan sertifikat tanah untuk masyarakat. Sementara bidang administrasi kependudukan dan catatan sipil kinerja Jokowi lebih baik dari pada era pemerintahan SBY.

Supriyanto menyimpulkan kinerja SBY maupun Jokowi cukup berhasil dalam mengelola pemerintahan dengan segala kelebihan dan kekurangan masing masing.

“Seandainya diperkenankan untuk memberikan penilaian dalam bentuk angka, saya akan memberikan nilai untuk Pak SBY dengan angka 7 sedangkan Pak Jokowi akan saya beri nilai dengan angka 8,” pungkasnya.

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi
Peristiwa

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Pasar Banyuwangi akan direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan dan destinasi heritage yang terintegrasi dengan Asrama Inggrisan, eks kantor dagang Inggris.