Pixel Codejatimnow.com

Siasat Pengusaha Tahu Hadapi Harga Kedelai Naik dan Tak Stabil

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Elok Aprianto
Pengusaha tahu di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Jombang. (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Pengusaha tahu di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Jombang. (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kenaikan harga kedelai yang secara cepat pada dua pekan terakhir ini, sangat berdampak pada proses produksi tahu di sentra industri tahu yang ada di Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Untuk menyiasati kondisi ini, agar proses produksi tetap berjalan, para pengusaha tahu terpaksa harus mengurangi jumlah takaran kedelai dan mengurangi ukuran potongan yang dijual matang.

"Tiap hari ada kenaikan sekitar Rp100, Rp200 hingga per hari ini (29/9) naik lagi Rp100, itu merek Sinta Nola Rp12.650," terang Imam Subeki pengusaha tahu di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Kamis (29/9/2022).

Dikatakan Subeki selama kurun waktu tiga tahun terakhir, tidak ada kestabilan harga kedelai di pasar. Hal ini yang membuat pelaku usaha yang menggunakan bahan baku kedelai kebingungan.

"Paling stabil dua sampai tiga bulan, terus naik turun terus naik. Harapan dari pengrajin itu kestabilan harga," bebernya.

Ia menyebut jika memang harga kedelai naik hingga sebesar Rp15.000, maka diharapkan harga itu konsisten tidak berubah-ubah.

"Katakanlah naik sampai 15 ribu rupiah, itu sampai satu tahun dua tahun, tiga tahun apa lima tahun, itu stabil. Lah kalau seperti ini pengrajin itu sulit," tukasnya.

Baca juga:
Harga Kedelai Impor Terus Naik, 5 Perajin di Kota Kediri Gulung Tikar

Sementara itu, Badri Sofi selaku penjual kedelai dan pengusaha tahu mengaku kenaikan harga kedelai ini mempengaruhi usahanya.

Ia menyebut, sejak dua pekan terakhir saat harga kedelai mencapai Rp12.400 per kilogram, kedelai yang terjual hanya mencapai satu ton saja setiap hari.

"Yang sebelumnya di harga 11 ribu rupiah per kilogram, kedelai bisa terjual di atas satu ton setiap harinya," kata Badri.

Ia menjelaskan jika kurangnya penjualan kedelai ini diakibatkan pengurangan bahan tahu dari pihak pengusaha, yang sengaja mengurangi takaran pembuatan tahu, agar tidak merugi terlalu besar.

Baca juga:
Harga Kedelai Masih Tinggi, Perajin Tempe di Kota Batu Kelimpungan

"Kalau hari biasa di harga normal 11 ribu rupiah per kilogram, proses sekali takar masak kedelai 15 kilogram, dan saat ini berkurang menjadi 13 kilogram, dalam satu takaran," bebernya.

Sehingga dalam satu hari biasa, sambung Badri, pengusaha tahu menghabiskan kedelai hingga 1 kuintal. Namun sejak dua pekan terakhir, perajin tahu hanya menghabiskan kedelai sebanyak 700 hingga 750 kilogram.

"Ya akhirnya mengurangi ukuran tahu menjadi lebih kecil. Ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan operasional. karena tidak berani menaikan harga tahu di dipasaran, karena takut tidak laku," pungkasnya.