Pixel Codejatimnow.com

Hujan Angin dan Petir Berpotensi Terjadi di Jatim hingga 6 Oktober 2022

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Rumah warga di Pamekasan rusak akibat hujan angin (Foto: BPBD Pamekasan)
Rumah warga di Pamekasan rusak akibat hujan angin (Foto: BPBD Pamekasan)

jatimnow.com - Angin kencang tepantau terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur, mulai Surabaya hingga Madura.

Kepala Kelompok Seksi Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto menjelaskan, saat ini Jawa Timur telah masuk pada musim peralihan yang disebut fase pancaroba. Fase ini terjadi mulai akhir September hingga Oktober 2022.

"Memang sifatnya lebih banyak hujannya dan potensi petir cukup tinggi," ujar Ady kepada jatimnow.com, Senin (3/10/2022).

Ady menerangkan, angin kencang itu disebabkan konfergensi pertemuan angin dari utara dan selatan katulistiwa.

"Konfergensi itu pertemuan angin dari utara katulistiwa dan selatan katulistiwa. Dan daerah ketemu itu konfergensinya ada di sekitar Perairan Jawa. Makanya akhir September hingga awal Oktober ini hujannya cukup intens di Jawa Timur, khususnya Surabaya," terang Ady.

"Ditambah lagi fenomena LaNina lemah. Nah Lanina ini juga yang menyebabkan atmosfer di udara Jawa Timur basah," tambah dia.

Baca juga:
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 Januari 2024, Sore Hujan Angin

Dia juga memprediksi, cuaca akan tidak menentu sampai 6 Oktiber 2022, dengan intensitas hujan ringan hingga lebat ditambah petir. Wilayah-wilayah yang berpotensi ialah Jawa Timur bagian tengah karena berdekatan dengan Laut Jawa.

"Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan, Gresik," bebernya.

Bagi warga yang berteduh saat hujan, dia menyarankan untuk menghindari pohon dan baliho. Karena dikhawatirkan angin kencang menerjang.

Baca juga:
Prakiraan Cuaca Kota Kediri Rabu 24 Januari 2024: Jangan Lupa Bawa Jas Hujan

"Karena ketika awan CB (cumulonimbus), dia mengandung angin yang cukup kencang. Lebih baik menghindar berteduh di bangunan yang kokoh, menghindari pohon yang roboh dan sambaran petir," katanya.

Begitu pula bagi para nelayan yang akan melaut untuk mempertimbangkan aktivitasnya saat awan gelap terjadi. Karena berpotensi gelombang tinggi setiap saat.