Pixel Codejatimnow.com

Puluhan Rumah di Tulungagung Retak Akibat Longsor, Warga Mengungsi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Bramanta Pamungkas
Warga saat mengungsi di kantor kecamatan (Foto-foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Warga saat mengungsi di kantor kecamatan (Foto-foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Puluhan rumah dalam dua desa di Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung mengalami retak akibat longsor.

Warga mengungsi ke rumah saudaranya atau ke kantor kecamatan untuk sementara waktu. Mereka takut rumah mereka ambruk karena retakan masih terus terjadi.

Plt Camat Tanggunggunung, Heru Junianto mengatakan, rumah yang retak ini terdapat di Desa Tanggunggunung dan Ngepoh. Untuk di Desa Tanggunggunung terdapat 53 rumah retak dan di Desa Ngepoh 8 rumah. Kondisi paling parah terjadi di 11 rumah.

"Untuk warga yang mengungsi di rumah dinas Kecamatan Tanggunggunung ada sekitar 9 kepala keluarga atau 24 jiwa. Sedangkan warga lain mengungsi di rumah saudaranya. Rumah warga yang mengalami retakan, akan ditinggalkan ketika malam hari atau ketika turun hujan," ujar Heru, Kamis (13/10/2022).

Heru menjelaskan, retakan ini mulai terjadi sejak Minggu (9/10/2022). Munculnya retakan di rumah warga dipicu curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan longsor di dekat pemukiman warga.

Baca juga:
Tanah Ambles di Driyorejo Gresik, 5 Rumah Rusak Parah

Retakan rumah warga di Desa TanggunggunungRetakan rumah warga di Desa Tanggunggunung

"Jadi setelah terjadi longsor, membuat tanah yang berada di pemukiman warga bergerak dan amblas ke bawah. Sehingga membuat pondasi dan dinding rumah warga mengalami retakan," tambah Heru.

Sementara Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo yang meninjau lokasi menerangkan, dirinya akan mengirim tim untuk menganalisa struktur tanah tersebut.

Baca juga:
Hujan Angin Terjang Pare Kediri, Akibatkan Pohon Tumbang hingga Rumah Rusak

Analisa diperlukan untuk mengetahui apakah masih bisa dijadikan sebagai lokasi hunian atau tidak. Jika masih bisa, tim itu akan membantu proses renovasi rumah warga.

"Jika tidak berarti harus ada opsi relokasi," pungkasnya.