jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali memamerkan nanas Pasir Kelud (PK-1) kepada setiap tamu yang datang ke Jawa Timur.
Nanas asal Kabupaten Kediri tersebut dipamerkan dalam kegiatan penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II di Kantor BPSDM Jawa Timur, Jumat lalu.
Acara itu dihadiri Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara (LAN) Reni Suzana, kepala daerah penerima penghargaan lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas, termasuk peserta pelatihan dari berbagai daerah di Indonesia.
Khofifah yang sedari awal mengetahui dan merasakan varietas nanas PK-1, itu memang mengakui kelebihan nanas yang dikembangkan di lereng Gunung Kelud itu. Selain rasanya yang manis, untuk menikmati buah itu cukup mudah.
Namun, diakui untuk mendapatkan nanas kualitas unggul itu tidak mudah karena pengembangannya yang belum masif. Untuk itu, Khofifah mengusulkan adanya pinjaman KUR Yarnen (bayar saat panen) bagi petani nanas.
Hal itu lantaran masa panen nanas varietas unggul itu yang sampai menunggu 18 bulan. Dengan KUR Yarnen itu, para petani diharap akan lebih banyak lagi yang mengembangkan untuk menanam nanas tersebut.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sebelumnya menyebutkan, dari beberapa jenis nanas yang ada, nanas PK-1 yang dikembangkan di Kecamatan Ngancar itu merupakan nanas unggulan di Kabupaten Kediri.
Baca juga:
Waspada Penipuan Catut Nama Mas Dhito, Janjikan Bantuan untuk Masjid dan TPQ
Saat ini pihaknya berencana mengembangkan kawasan budidaya buah ini.
"Kita akan kembangkan mulai dari pembenihan sampai pengembangan kawasan budidaya nanas pasir kelud ini (PK-1)," kata Mas Dhito, melalui rilisnya, Minggu (16/10/2022).
Saat ini, lanjut Mas Dhito pengembangan nanas PK-1 banyak terkendala dalam pembenihan. Sebab, jenis nanas ini jarang muncul tunas baru di sekitar batang sebagaimana yang biasa muncul di jenis nanas lain.
Baca juga:
Ribuan Petani di Kabupaten Kediri Deklarasi Dukung Mas Dhito - Mbak Dewi
"Untuk mencukupi kebutuhan, kini telah dilakukan inovasi dalam pembenihan," tuturnya.
Inovasi yang dilakukan yakni melalui stek batang dimana cara ini belum ada di tempat lain dan di Indonesia baru ada di Kabupaten Kediri. Selain stek batang, dilakukan pula pengembangan dengan kultur jaringan.
(ADV)