Pixel Codejatimnow.com

Menengok Agrowisata Melon, Bisa Petik Langsung Lho

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Supriyadi
Kepala Desa Balongwono Puji Wahyu Ningsih saat menunjukkan melon.(Foto: Nor for jatimnow.com)
Kepala Desa Balongwono Puji Wahyu Ningsih saat menunjukkan melon.(Foto: Nor for jatimnow.com)

jatimnow.com - Kelompok Wanita Tani Sejahtera di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, menyulap lahan seluas 1.500 meter persegi menjadi tempat agrowisata melon dengan tiga varietas atau jenis.

Agrowisata ini awalnya ditanami 3.500 bibit tiga jenis melon. Hasil panennya mencapai puluhan ton setelah masa tanam 70 hari. Tiga jenis melon yang ditanam yakni pertiwi atau hijau, lalu ada rock melon yang dagingnya berwarna orange, dan varietas golden melon dengan khasnya memiliki tekstur daging renyah.

Agrowisata itu buka setiap hari. Para pengunjung bisa merasakan memetik melon yang diinginkan secara langsung.

"Iya, sekalian pulang mampir. Seru saja, beli tapi juga langsung bisa metik sendiri. Bisa ajak anak-anak juga. Mereka jadi senang, tahu jenis-jenis melon. Ternyata ada banyak macam," ujar warga setempat Sriningsih, Rabu (19/10/2022).

Agrowisata melon.(Foto: Nor for jatimnow.com)Agrowisata melon.(Foto: Nor for jatimnow.com)

Selain warga setempat, agrowisata juga didatangi orang dari luar Desa Balongwono. Mulai dari Kota Mojokerto hingga Kabupaten Jombang.

Salah satunya Sri Rohmawati. Perempuan asal Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto ini datang untuk mencicipi sensasi makan melon di tempat.

Baca juga:
Pj Wali Kota Mojokerto Kerja Bakti bareng Warga: Penting untuk Cegah DBD

"Saya lihat flayer yang di upload WA group kemarin. Ada opening wisata petik golden melon. Jadi penasaran, dan saya suka yang golden. Rasanya manis, teksturnya renyah," kata Sri.

Harga melon dibandrol jauh dari pasaran. Untuk 1 kilogram melon hijau atau pertiwi hanya Rp8.000. Sedangkan rock melon hanya Rp15.000 per kg, dan golden melon dihargai Rp20.000 per kg.

Sementara itu, Kepala Desa Balongwono Puji Wahyu Ningsih menjelaskan bahwa agrowisata merupakan program ketahanan pangan desa. Pemerintah daerah (pemda) mengalokasikan dana desa sebesar 32 persen untuk ketahanan pangan.

Umumnya warga desa hanya menanam padi dan tebu. Namun kali ini pemerintah desa berusaha mengolah lahan menjadi produktif dengan varietas panen buah-buahan. Hingga akhirnya pemdes berinovasi baru dengan menanam melon.

Baca juga:
Bupati Mojokerto Janji Bangun Ulang Tanggul saat Salurkan Bantuan Korban Banjir

"Alhamdulillah dengan menanam melon ini (berhasil atau tidaknya) kan belum tahu. Ternyata dari dua bulan kami tanam berhasil dan dibuatlah agrowisata desa seperti ini," jelas Puji.

Ia berharap dengan adanya agrowisata tanaman melon bisa mengedukasi kelompok tani di Desa Balongwono.

"Jadi bisa dijadikan contoh menanam dengan tanaman baru. Ya melon ini," ucapnya yang berencana menyerahkan pengelolaan ke Bumdes setempat.