jatimnow.com – Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu daerah yang banyak terdapat peninggalan sejarah kerajaan. Mulai prasasti, candi hingga makam tokoh-tokoh sejarah kerajaan banyak ditemukan di Kota Delta ini.
Cerita sejarah yang belum banyak diketahui masyarakat adalah tentang Putri Raja Blambangan yang konon dipercayai masyarakat Sidoarjo dikebumikan di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Buduran, Sidoarjo. Putri Raja Blambangan tersebut bernama Dewi Sekardadu.
Banyak versi sejarah yang berkembang di tengah masyarakat soal Dewi Sekardadu. Cerita yang sangat kuat di Sidoarjo adalah sebelum jasadnya ditemukan nelayan dan dimakamkan secara terhormat. Dewi Sekardadu dikabarkan sedang berusaha keras mencari putranya. Anak Dewi Sekardadu tersebut hasil pernikahannya dengan Syech Maulana Ishaq.
Dikabarkan bahwa Dewi Sekardadu dipisahkan secara paksa dengan putranya yang masih bayi berkat ulah dari Patih Kerajaan Blambangan bernama Patih Bajul Sengara dengan cara memasukkannya dalam peti yang dipaku dan dihanyutkan ke laut.
Kawasan Makam Dewi Sekardadu di Dusun Kepetingan, Sawohan, Buduran Kabupaten Sidoarjo.(Foto: IG: @FilosofiDarjo)
Baca juga:
Tak Hanya Surabaya, Negara Ini Punya 9 Kota Pahlawan
Berbulan-bulan berlalu, Dewi Sekardadu yang masih sesak atas perbuatan patih kepercayaan ayahnya tersebut tiba-tiba mendengar kabar ada bayi laki-laki ditemukan salah seorang nahkoda kapal. Kemudian diserahkan kepada pemilik kapal yang bernama Nyi Ageng Pinatih, seorang janda kaya raya asal Gresik. Putra Dewi Sekardadu tersebut akhirnya diberi nama Joko Samudro atau yang saat ini dikenal dengan Sunan Giri.
Mendengar bahwa anaknya dihanyutkan ke laut, Dewi Sekardadu nekat mencari keberadaan anaknya dengan menumpangi kapal nelayan warga Blambangan untuk mencarinya. Namun nahas, di tengah perjalanan kapal yang ditumpanginya harus kandas dihantam ombak dan karam.
Baca juga:
Napak Tilas Misteri Jejak Islam Pertama Kali Masuk Sidoarjo
Jasad Dewi Sekardadu yang mengapung di laut, diceritakan dibawa gerombolan ikan keting yang membawanya ke tepian pantai. Jasadnya kemudian dilihat para nelayan sekitar dan kemudian dimakamkan di daerah tersebut. Kawasan daerah makam Dewi Sekardadu akhirnya diberi nama Dusun Kepetingan yang berasal dari kata “Keting atau Ikan Keting”.
Masyarakat Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo yang mayoritas adalah nelayan, hingga kini sangat menghormati sosok Dewi Sekardadu. Pada waktu-waktu tertentu, masyarakat akan berbondong-bondong ziarah ke makam tersebut sebelum melaksanakan upacara sedekah bumi ala nelayan yang dikenal dengan nama “Nyadran”.