Pixel Codejatimnow.com

Top! Eri Cahyadi Bikin Surabaya Jadi Kota Peduli Ketahanan Pangan

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Ni'am Kurniawan
Eri Cahyadi saat menerima penghargaan dari Gubernur Khofifah. (Foto: Humas Pemprov Jatim/jatimnow.com)
Eri Cahyadi saat menerima penghargaan dari Gubernur Khofifah. (Foto: Humas Pemprov Jatim/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kota Surabaya meraih penghargaan Peduli Ketahanan Pangan kategori Bidang Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) saat Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-42 yang digelar di Jatim International Expo (JIE Convention Exhibition Surabaya.

Penghargaan diberikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebagai salah satu kepala daerah di Jatim yang berdedikasi, berinovasi dan peduli terhadap ketahanan pangan.

Melalui tema 'Optimis Jatim Bangkit Wujudkan Kedaulatan Pangan', Wali Kota Eri Cahyadi berkomitmen untuk terus berupaya mempertahankan ketahanan pangan di Kota Surabaya.

Salah satunya, mengoptimalkan aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) untuk pemberdayaan masyarakat pada bidang usaha pertanian, peternakan, dan perikanan. Serta pemanfaatan lahan milik swasta dan instansi lainnya untuk dikelola oleh kelompok tani di Kota Surabaya.

"Alhamdulilah Surabaya meskipun kota besar tapi kita mendapatkan penghargaan Peduli Ketahanan Pangan dari Provinsi Jatim. Karena semua aset pemkot, kita gunakan untuk ketahanan pangan. Kemudian, ada beberapa yang kita koneksikan dengan sistem Padat Karya untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran,” ucap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dalam keterangan resminya, Kamis (20/10/2022).

Eri mengaku tak menyangka bahwa Surabaya akan meraih penghargaan Peduli Ketahanan Pangan dalam kategori bidang pemanfaatan RTH.

Baca juga:
Skor EPPD Pemprov Jatim Tertinggi, Pj Gubernur: Ini Kunci Keberhasilannya

Dari awal penghargaan, Eri berjanji akan kembali mengolah lahan BTKD secara maksimal. Selain digunakan untuk pangan (konsumsi), juga bisa menambah penghasilan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Jadi ada cabe, buah-buahan, hidroponik, dan lainnya. Insya Allah kita koneksikan dengan hotel-hotel, tapi kami belum bisa memenuhi semuanya karena terbatasnya lahan. Maka kami berkoordinasi dengan daerah lain untuk menunjang (hasil sayur dan buah) dari tempat kami, seperti Kabupaten Ngawi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, mengatakan program yang diangkat oleh Pemkot Surabaya pada kegiatan kali ini adalah Ladang Pangan.

Baca juga:
14 Kepala Daerah Raih Penghargaan Satyalencana, Tito: Gibran Tidak Dapat

Yakni inovasi dalam memaksimalkan keterbatasan lahan dalam pemanfaatan pertanian, perikanan, peternakan, urban farming dan diversifikasi pangan yang berdampak positif pada pengentasan kemiskinan. Serta mendukung program pengentasan gizi buruk di Kota Pahlawan.

"Pemanfaatan beberapa aset Pemkot Surabaya yang dimanfaatkan hasilnya untuk MBR. Selain mendukung ketahanan pangan, juga bisa menjadi tambahan penghasilan. Kita juga memanfaatkan neraca bahan pangan, serta hasil pengawasan kita untuk menentukan pola tanam supaya kita tidak tergantung pada satu jenis pangan (komoditi) saja,” tutupnya.