Pixel Codejatimnow.com

Cerita Mantan Debt Collector yang Kini Jualan Pentol, Omzet Rp45 Juta Per Bulan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Andris Tri Widodo dibantu karyawannya saat melayani pembeli (Foto-foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Andris Tri Widodo dibantu karyawannya saat melayani pembeli (Foto-foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

jatimnow.com - Meski menjadi penjual pentol tepi jalan di Kota Madiun, Andris Tri Widodo bisa mengantongi omzet hingga Rp3 juta per hari.

Sehari-hari, Andris membuka lapak pentolnya di Jalan Wonosari, Kota Madiun. Pria berusia 46 tahun itu dibantu satu orang karyawan.

Untuk memanjakan pelanggan, Andris menyediakan 11 varian pentol berukuran kecil hingga jumbo.

Pentol jumbo yang dijualnya tersedia isian telur bebek dan telur ayam. Sedangkan yang kecil ada isian telur puyuh, ayam dower, keju mozarela, jamur, sosis. Juga tersedia pentol urat, kasar dan halus.

Sementara saos yang disediakan juga bermacam-macam, mulai saos tomat, saos sambel hingga saos kacang.

"Kalau omzet Rp3 juta sehari atau Rp45 juta per bulan," ujar Andris saat ditemui di lapaknya, Kamis (20/10/2022).

Sebelum berjualan pentol, Andris 11 tahun menjadi seorang debt collector salah satu finance, yang bertugas menarik kendaraan macet kredit.

"11 tahun. Lama-lama tidak tega melihat orang-orang itu menangis," ungkapnya.

Baca juga:
Aksi Debt Collector Tarik Motor Resahkan Warga, Kasatreskrim Malang Kota Bicara

Keinginannya untuk membuka usaha sendiri itu diawali saat dirinya bertugas di Tabanan, Bali. Saat masih menjadi debt collector di sana, dia ketemu penjual pentol dengan banyak varian. Begitu pula saat tugas di Gresik, dia mendapati pentol varian seafood.

Pentol yang dijual di lapak mantan debt collector asal Kota MadiunPentol yang dijual di lapak mantan debt collector asal Kota Madiun

Andris pun pensiun menjadi debt collector lalu balik ke Kota Madiun untuk membangun usahanya itu. Saat itu, dia mengantongi modal awal Rp5 juta dari hasil hutang. Setelah usahanya berjalan, hutang itu lunas hanya dalam dua bulan.

Dia bercerita bahwa membangun usaha pentolnya penuh perjuangan. Awal berjualan, dia bahkan gagal 10 kali saat membuat pentol, baik bentuk maupun teksturnya.

Baca juga:
Dihadang Debtcollector, Caleg DPRD Sampang Viral di Medsos

"Saat itu setiap harinya saya kehilangan 4 kilogram daging sapi. Rugi banyak sekali. Bahkan sempat ingin kembali bekerja ke finance lagi," kenangnya.

Kegigihan Andris akhirnya terbayar. Kini pembelinya semakin ramai. Sejak mulai buka pukul 10.00 hingga 19.00 WIB, lapaknya tidak pernah sepi pembeli.

"Awalnya memang sepi, tetapi lama-lama juga ramai. Saat ini saya menghabiskan daging sapi 15 kilogram per hari," tandasnya.