Pixel Code jatimnow.com

Pentingnya Lihat Riwayat Lahir Anak Penderita Gagal Ginjal Akut

Editor : Rochman Arief   Reporter : Farizal Tito
Pakar Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Eko Setiawan, S.Farm., M.Sc., Apt (kanan). (foto: Farizal Tito)
Pakar Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Eko Setiawan, S.Farm., M.Sc., Apt (kanan). (foto: Farizal Tito)

jatimnow - Merebaknya kasus gangguan ginjal pada anak akut memantik reaksi dari praktisi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, korban meninggal anak penderita gangguan ginjal akut sudah menyentuh angka 99.

Namun demikian, korban meninggal adalah mayoritas anak-anak. Hal ini disebabkan organ dalam anak-anak dengan orang dewasa tidak sama.

Pandangan ini disampaikan pakar farmasi dari Universitas Surabaya (Ubaya) Eko Setiawan, S.Farm., M.Sc., Apt yang menilai anak usia di bawah enam tahun paling banyak terkena gagal ginjal akut.

Karena itu, bagi anak-anak yang menderita penyakit ini perlu dilihat riwayat lahir, apakah usia cukup dalam kandungan atau prematur. Jika dari prematur ada catatan khusus terkait dengan perkembangan organ.

“Kemungkinan besar salah satunya pre-organnya belum seperti orang dewasa, yang kapasitas kerja organnya sudah optimal,” ujar Eko Setiawan, Kamis (20/10/2022).

Ia menambahkan bahwa pada anak-anak usia dua tahun secara fisologi sudah semestinya organ bekerja secara optimal, seperti orang dewasa.

Baca juga:
Waspadai Gagal Ginjal di Usia Muda, Hindari 7 Kebiasaan Ini sebelum Terlambat!

Di Indonesia, hingga saat ini baik Kementerian Kesehatan maupun BBPOM masih melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap senyawa yang terkandung pada obat sirop.

Pria yang juga peniliti di Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian (PIOKL) Ubaya itu menilai, keputusan pemerintah dalam menghentikan sementara konsumsi sirop pada anak sangatlah tepat.

“Pemerintah juga menganjurkan agar anak-anak diberikan obat puyer untuk konsumsi jika mengalami sakit dengan resep dokter. Meski ada rasa pahit, tapi boleh ditambahkan madu sebagai konsumsi obat anak," ungkapnya.

Baca juga:
Dear Moms! Pahami Dehidrasi pada Bayi, Ciri dan Cara Penanganannya

Sementara pada obat herbal, masyarakat bisa meracik obat penurun panas dengan bahan daun alang-alang yang direbus. Hal itu tentu saja tidak menjamin efektivitas obat dalam menurunkan demam anak.

"Kalau ditanya, apa ada alternatif pengganti obat sintetis atau tidak? Tentu ada. Bisa menggunakan herbal. Tapi jika dituntut untuk sama efektivitasnya (penurunan demam), ini jadi isu lain. Karena datanya sejauh ini tidak ada,” jabarnya.