Pixel Codejatimnow.com

Anggota Komisi B DPRD Jatim Ingatkan Konten Negatif Pengaruhi Psikologis

Editor : Rochman Arief  Reporter : Farizal Tito
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Agatha Retnosari. (foto: jatimnow.com)
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Agatha Retnosari. (foto: jatimnow.com)

jatimnow.com - Anggota DPRD Jatim, Agatha Retnosari mengingatkan agar era kemajuan teknologi tidak memberi pengaruh gaya hidup yang bisa berdampak negatif terhadap privasi.

Menurutnya, jejak digital bisa memberi dampak psikologis apabila konten tersebut bermuatan negatif.

"Anak muda di era saat ini tidak ada yang tidak punya HP. Kemajuan teknologi telah menjadi pergeseran lifestyle cara berkomunikasi dan mengekspresikan pendapat. Apa yang kita rekam, apa yang menjadi konten, jika bersifat negatif, tidak akan hilang. Karena jejak digital itu akan berpengaruh pada citra seseorang," kata Agatha, Jumat (28/10/2022).

Hadir dalam seminar sosialisasi Wawasan Kebangsaan Membangun Patriot di Era Disrupsi Mencegah Kekerasan Seksual, yang di gelar di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, ia mengajak mahasiswa agar memanfaatkan teknologi dengan membuat konten-konten yang positif.

Anggota Komisi B itu memberi contoh banyaknya konten di sosial media yang bisa menjadi jejak digital. Apabila jejak digital itu positif, tidak memberi dampak besar bagi seseorang.

"Anak-anak muda tidak tahu, apakah besok jadi pejabat atau orang penting. Jika terpaut dengan unggahan masa lalu yang negatif, maka memberi citra negatif pada identitasnya, maupun instansi yang dia ikuti," katanya.

Ia mencontohkan seorang mahasiswa yang menyimpan hingga upload foto yang tidak pantas, bisa mengganggu karier. Masalahnya sifat internet bisa bertahan hingga 10 tahun, dan tidak bisa hilang.

Baca juga:
Budayawan Kota Batu Minta Maaf Sudutkan Institusi Kepolisian dan Tentara dalam Orasi

"Misalkan ada orang yang tak bertanggung jawab ataupun hacker, foto lama bersemi kembali. Akan menjadi fatal bila foto tersebut bersifat tak senonoh," guyonnya.

Selain itu, tidak semua anak di Surabaya mendapatkan pendidikan yang layak, karena bantuan SPP dari pemerintah belum bisa menjangkau secara keseluruhan.

"Bantuan dari pemerintah itu beberapa sektor, dan tidak bisa menjangkau semuanya," katanya.

Baca juga:
Untag Surabaya Rawat Pemikiran Bung Karno Melalui Seminar Nasional Kebangsaan

Olah karena itu, orang tua harus berperan penting mengawasi tumbuh kembang anak.

"Ini isu yang menjadi tanggung jawab semua orang tua, pendidik, dan pemuka agama," tuturnya.

Karenanya, untuk menanamkan nilai kebaikan dan adat ketimuran sejak dini. Karena menurut Agatha saat ini banyak anak-anak kecil yang sudah tahu apa yang seharusnya belum waktunya diketahui.