Pixel Code jatimnow.com

Nasi Muduk, Menu Santap Pagi dengan Harga Mulai Rp3 Ribu Per Porsi

Editor : Sofyan Cahyono   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Salah satu pedagang nasi muduk di Desa Sendangagung, Paciran Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Salah satu pedagang nasi muduk di Desa Sendangagung, Paciran Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Selain soto dan nasi boranan, masih ada satu lagi kuliner khas Kabupaten Lamongan yang sayang untuk dilewatkan. Makanan ini cocok disantap saat pagi hari. Namanya nasi muduk.

Namun untuk menikmatinya, Anda harus berjuang lebih ekstra. Sebab kuliner ini hanya bisa Anda temui di Desa Sendangagung dan Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran, Lamongan.

Sepintas, kuliner ini tak jauh beda dengan nasi kuning pada umumnya. Namun jika Anda mencobanya, ada sensasi rasa yang berbeda antara keduanya. Nasi muduk bisa dikatakan lebih sedap, legit, dan gurih.

Hal yang mencolok juga terletak pada pemilihan lauk pauk. Nasi muduk biasa disandingkan dengan klotok pindang, ikan asin, cumi hitam, penyek udang, serta sambal yang aduhai siap membuat penikmatnya ketagihan.

Salah satu pedagang nasi muduk di Desa Sendangagung, Paciran Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)Salah satu pedagang nasi muduk di Desa Sendangagung, Paciran Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

Baca juga:
Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya

Untuk lalapanya, terdapat urap latoh berbahan dasar rumput laut dan oseng peda. Sementara untuk alas dan bungkus nasi muduk, penjual biasanya memakai daun jati yang seakan menambah aroma harum nan sedap.

Beberapa waktu lalu, nasi muduk sempat difestivalkan yang dihadiri Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan seluruh jajaranya. Ia pun mengaku bangga dengan potensi terutama kuliner khas nasi muduk.

"Luar biasa, bangga. Kami tunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa di Sendangagung ada peradaban yang luar biasa, baik kulinernya, seni batiknya dan kegiatan masyarakat lainnya di desa ini," ucap Pak Yes.

Baca juga:
Mencicipi Gulai Kacang Ijo Kembang Jepun Surabaya yang Eksis Sejak 1963

Sementar warga setempat Luthfi mengaku nasi muduk sering diserbu warga hingga pekerja untuk bekal. Untuk harganya juga tergolong terjangkau, bahkan ada yang cuma Rp3 ribu.

"Biasanya kan untuk sarapan, bekal anak sekolah jadi kebanyakan beli nggak banyak-banyak warga sini. Tapi kalau yang kerja seperrti saya ini tentu bungkus banyak. Selain untuk makan siang, juga di bagi ke rekan-rekan kerja," ujarnya.