Pixel Code jatimnow.com

Guru SMKN 2 Ponorogo Juara 1 Lomba Senam Kreasi HUT Dharmawanita ke-23

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Mita Kusuma
Penampilan guru SMKN 2 Ponorogo. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Penampilan guru SMKN 2 Ponorogo. (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

jatimnow.com - Tidak hanya siswa saja yang bisa berprestasi di SMKN 2 Ponorogo. Para ibu guru di SMKN 2 Ponorogo juga unjuk gigih agar imbang dengan siswa mereka.

Kali ini, emak-emak di SMKN 2 Ponorogo itu menang lomba senam. Kompetisi senam antar-instansi digelar dalam rangka HUT Dharmawanita ke-23.

Kompetisi senam kreasi ini diikuti oleh 24 tim senam perwakilan instansi SMA/SMK se-Kabupaten Ponorogo yang bertempat di Hall SMK Negeri 1 Jenangan Ponorogo. 

SMK Negeri 2 Ponorogo juga turut memberikan partisipasinya dalam HUT Dharma Wanita ke-23 ini. Mendapatkan nomor urut 22 menjadi tantangan tersendiri bagi tim SMK Negeri 2 Ponorogo mulai dari persiapan hingga penampilan. 

Dengan mengusung kostum hitam dipadukan merah dan jarik hijau, tim SMK Negeri 2 Ponorogo menampilkan hasil terbaiknya. Semangat lima anggota senam kreasi berhasil membuat hati juri tertarik dan tepuk tangan yang meriah dari para penonton.

Baca juga:
Bus Terguling, Siswi SMKN 2 Ponorogo, Diserempet Truk di Pasuruan

Perjuangan tidak mengkhianati hasil. Beberapa bulan mempersiapkan lomba senam kreasi ini, mulai dari seleksi dan berlatih setiap hari di sekolah. Lelah terbayar dengan tim peserta SMKN 2 Ponorogo mendapatkan juara 1 dalam kompetisi ini.

“Latihannya selama dua bulan. Menyatukan waktu yang agak susah,” ujar salah satu peserta senam dari SMKN 2 Ponorogo,  Nuring Dyah Rahayu, Sabtu (12/11/2022)

Baca juga:
Kisah Siswi SMKN 2 Ponorogo Menang Mataraman Art Festival

Banyak kendala, kata dia, pasalnya ada  anggota ada yang sakit, ada yang sedang mengikuti kegiatan PPG (Pendidikan Profesi Guru). Ada pula pergantian pemain, namun semua itu tidak menyurutkan semangat pemain dari SMK Negeri 2 Ponorogo, terbukti bisa menjadi yang terbaik.

“Kami membawa tema kearifan lokal. Kearifan lokal diangkat dari elemen pada penguatan kurikulum merdeka. Sehingga baik dari kostum dan gerakannya mengolaborasikan dengan budaya daerah khususnya Ponorogo,” pungkasnya.