Pixel Codejatimnow.com

Pemkot Surabaya Telusuri Sejarah Keberadaan Benteng Kedung Cowek

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Arry Saputra
observasi benteng Kedung Cowek oleh  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Surabaya
observasi benteng Kedung Cowek oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Surabaya

jatimnow.com - Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) menggelar observasi untuk menggali sejarah keberadaan Benteng Kedung Cowek, Rabu (1/8/2018).

Dengan menggandeng komunitas pemerhati sejarah, Pemkot Surabaya berupaya mendapatkan data yang akurat terkait benteng peninggalan tersebut.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengatakan, Kota Surabaya tumbuh dan berkembang tidak dengan sendirinya, pastinya tidak lepas dari masa lalu dan sejarah. Terkait dengan adanya benteng ini, salah satu hal yang menunjukkan masyarakat Surabaya bertempur melawan penjajah.

"Keberadaan benteng yang berada di pesisir laut, mencerminkan Surabaya selain dikenal sebagai Kota Pahlawan juga maritim (kelautan)," kata Musdiq, Rabu (01/08/18).

Terkait dengan perkembangan ke depan, Musdiq menyampaikan bahwa benteng kedung cowek bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang unik. Yakni, perpaduan antara wisata dan sejarah. Bahkan, Benteng Kedung Cowek ini bisa menjadi salah satu dari rangkaian wisata Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).

"Mulai dari timur yakni, Mangrove Gunung Anyar, Mangrove Wonorejo, Pantai Ria Kenjeran, THP Kenjeran, Jembatan Suroboyo, Sentra Ikan Bulak, Cable Card, Lapangan Tembak, Benteng Kedung Cowek dan megastruktur Jembatan Suramadu," terangnya.

Jika obyek-obyek tersebut bisa saling diintegrasikan, ini akan menjadi salah satu obyek wisata yang kompleks dan orang yang berkunjung ke Surabaya akan disuguhi beragam wisata.

Baca juga:
5 Berita Trending Pekan Ini: Nomor 2 dan 3 Jangan Sampai Menimpa Anak Kita

Menurut Musdiq, dari seluruh obyek tersebut, memang yang perlu penanganan khusus adalah benteng. Karena kondisinya sebagian besar masih tertutup dengan pepohonan. Selain keberadaan benteng, di area ini juga terdapat sebuah sumber air yang menjadi salah satu bukti otentik digunakannya benteng pada peristiwa perang 10 November.

“Nanti mungkin kedepan akan kita koordinasikan bagaimana benteng ini bisa menjadi obyek wisata yang menarik,” imbuhnya.

Penggalian informasi benteng tidak hanya di lokasi, bahkan Dispursip juga menelusuri beberapa tempat yang ada kaitannya dengan Benteng Kedung Cowek. Kendati demikian, Dispursip masih terus melakukan penelusuran peta yang lama. Pastinya, kata Musdiq, keberadaaan benteng ini ada rangkaiannya dengan bangunan-bangunan di lokasi lain.

"Ini akan kita coba telusuri lebih lanjut, agar obyek ini betul-betul lengkaplah, kalau kita pasarkan menjadi sebuah destinasi wisata," ujar mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya ini.

Baca juga:
Keponakan Khofifah hingga Perbedaan Sikap Korban Pembunuhan

Sementara itu, salah satu pendiri komunitas pemerhati sejarah, Roode Brug Soerabaia, Ady Setyawan mengungkapkan, Benteng Kedung Cowek ini punya peranan penting dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945. Bukti begitu dahsyatnya pertempuran Surabaya masih terlihat jelas dari bekas bangunan benteng yang rusak imbas dari tembakan senjata. Bahkan dari hasil penelusuran di lokasi, ditemukan beberapa peluru yang masih bersarang di tembok benteng.

"Benteng ini pada perang 10 November, digunakan oleh bekas pasukan Heiho bentukan Jepang, merupakan orang-orang yang berasal dari Sumatera," ungkap pria yang pernah menulis buku benteng-benteng  Surabaya ini.

Reporter: Arry Saputra
Editor: Arif Ardianto