jatimnow.com - Pernahkah terbesit dibenak kalian, bahwa campur tangan mahkluk halus (gaib) kerap kali menjadi penyebab dari rasa sakit yang dialami manusia? Jika ini terjadi, pengobatan medis pun terasa sia-sia.
Praktisi pengobatan nonmedis asal Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Sujito menjelaskan, sakit seseorang bisa dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu medis, nonmedis, dan campuran.
"Sakit medis merupakan sakit kasat, metode pengobatannya bisa dibawa ke rumah sakit atau dokter, sakit nonmedis adalah sakit diakibatkan oleh gangguan gaib yang pengobatannya dibawa ke orang pinter, seperti kiai atau spiritualis," kata Sujito di Padepokan Majlis Santri langit, Surabaya, Selasa (15/11/22).
Sedangkan, sakit campuran (medis dan nonmedis) ini merupakan sakit fisik yang juga dipengaruhi oleh faktor gaib yang bersemayam dalam tubuh seseorang.
"Metode pengobatannya menggunakan cara pengobatan nonmedis terlebih dahulu, dibersihkan energi gaibnya, lalu sebagai ikhtiar bisa dibawa ke rumah sakit atau dokter," terangnya.
Untuk itu, penyakit nonmedis atau gaib tidak bisa diobati dengan penanganan medis, suntik ataupun obat, begitupun sebaliknya. Sehingga nonmedis ini harus diampu oleh orang yang berkeahlian khusus.
Dari situ, Sujito merinci, setidaknya ada 3 perantara yang bisa digunakan untuk pengobatan nonmedis, diantaranya melalui doa dan zikir air putih, rukyah, dan dongkrak energi negatif.
"Kuncinya ada di zikrullah, zikir berdoa kepada Allah. Karena segala jenis penyakit itu datangnya dari Allah dan disembuhkan atas izin Allah, maka kewajiban manusia sebatas berikhtiar saja," lanjutnya.
Lebih jauh lagi, pengobatan nonmedis atau gaib ini biasanya akan dilancarkan metode mediumisasi atau upaya mengangkat mahkluk gaib yang ada di tubuh pasien.
Baca juga:
Cerita Ular Siluman Penghuni Sumur Tua Teror Penyewa Ruko di Lamongan
Dengan menggunakan pasien maupun orang lain sebagai mediator atau wadah dipanggilnya mahkluk gaib yang bersemayam dan navigator sebagai pawang pemandu pengobatan non-gaib.
Menurut Sujito, selama 3 tahun menggeluti pengobatan nonmedis gaib ini, tingkat kesulitan pengobatan paling berat ada pada saat proses mengobati pasien santet.
"Alasan santet menjadi paling berat karena hanya ada 2 pilihan dari pengirim santet, yaitu satu mati seketika dan dua, diberi sakit berkepanjangan," urainya.
Beratnya mengobati pasien santet, juga dirasakan oleh Sujito. Ia harus juga memberikan proteksi pada dirinya sendiri, bilamana dukun santet tidak terima dengan perlakuan Sujito ketika pasien atau korban santet itu diobati.
Baca juga:
Misteri Penampakan Kakek Tua di Petilasan Syekh Subakir Banjardowo Jombang
"Serangan semacam itu juga sudah menjadi risiko bagi saya bahkan sering mengalami, soalnya dari mediumisasi itu kita bisa tahu siapa dalang di balik santet dan pengirimnya" ungkapnya.
Sehingga ia mengimbau, jangan sesekali berurusan dengan hal gaib, jin atau semacamnya.
"Penting saya sampaikan bahwa sifat sejatinya jin itu licik, bahkan saat ini ketika menemui keluhan pasien dengan gangguan barang halus seperti itu, saya selalu upayakan mengislamkan jin tersebut terlebih dahulu," tegasnya.
Sebagai konklusi akhir, Sujito menyampaikan, siapapun yang tidak memiliki basic atau memahami ilmu nonmedis, buat berjaga-jaga dari gangguan mahluk halus, seseorang harus sering melakukan amalan doa-doa dan zikir, puasa secara istiqomah serta bersedekah. (Rama Indra)