jatimnow.com - Anggota DPD RI Ahmad Nawardi meluncurkan buku 'Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan' di Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Buku tersebut mengisahkan perjalanan hidup Nawardi, dari seorang kernet hingga kini menjadi seorang senator.
"Ini adalah peluncuran buku yang pertama. Buku ini sudah terbit beberapa waktu lalu. Saya memikirkan di mana peluncuran buku pertama ini dilaksanakan, karena buku ini otobiografi," ujar Nawardi, dalam siaran resminya kepada jatimnow.com, Kamis (17/11/2022).
Dalam bukunya, Alumnus UINSA Surabaya itu juga menulis tentang perjalanan hidup, kisah, gagasan hingga ide. Sehingga, mengandung sisi ilmiah dan ilimiah. Karena menukil beberapa teori berdasarkan banyak tokoh dan ilmuan dunia.
"Itu yang membuat saya akhirnya berpikir, maka yang layak untuk meluncurkan buku ini di kampus. Bagi saya, kampus itu laboratoirum ilimah yang bisa menguji buku-buku yang saya tulis," sambungnya.
Tak hanya itu, dalam buku tersebut, juga ada sikap kritisnya terhadap politik, ekonomi, sosial dan Nahdlatul Ulama (NU). Termasuk bagaimana pemerintah bersikap terhadap rakyat.
"Tapi, tidak saya sampaikan secara langsung. Misalnya, bagaimana saya bercerita tentang Trunojoyo," tutur dia.
"Itulah yang menjadi pedoman saya dalam berkarir. Baik karir sebagai kernet waktu itu, sebagai pencuci mobil, bahkan ketua RT dan RW, jadi ustad, guru di TPA, jurnalis, mulai dari Duta, Bangsa dan Tempo," papar Nawardi.
Senator Ahmad Nawardi (kanan) dan Wagub Jatim Emil Dardak - (Foto: Inung for jatimnow.com)
Dia berharap, kisah yang ia tulis dalam buku itu bisa menjadi inspirasi dari semua orang. Bahwa sebagai seorang petani, jurnalis, seorang kernet bisa juga menjadi seorang senator.
Baca juga:
Pemkab Lamongan Luncurkan Buku Baca Anak "Kolam Lele Caca"
"Jangan berputus asa dengan keadaan bangsa seperti ini," ucapnya.
Di tempat sama, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak juga membagikan tips dan pola berfikir kritis kepada mahasiswa.
Caranya dengan tetap konsisten membangun keseimbangan atau balance of knowledge antara ilmu pengetahuan dan agama. Utamanya di bidang ilmu sosial dan ilmu politik. Karena dari situ isu-isu sosial masa kini bisa terjawab.
"Apa yang dilakukan di kampus, kegiatan apa yang digencarkan oleh PERS kampus, itulah yang mewarnai keseharian dan ikhtiar sang parlemen jalanan hingga sekarang ada di parlemen senayan," ujar Emil.
Emil juga mengajak mahasiswa FISIP UINSA terus mencapai balance of knowledge, sehingga dapat menjawab tantangan dan permasalahan masa kini.
Baca juga:
Luncurkan Trilogi Richer Mindset, Hermanto Tanoko Bagikan "Jimat" Orang Kaya
Dia optimis, mahasiswa dan alumni dari kampus berbasis keagamaan akan dapat saling mengayomi, toleran, dan memberikan contoh baik bersama.
Sementara Dekan FISIP UINSA, Dr Abdul Chalik mengaku kagum dengan konten pada buku karya Nawardi tersebut. Mulai keterlibatan seorang aktivis, kemudian dinarasikan dengan argumen-argumen yang teoristis dan akademis.
"Pak Nawardi melihat realitas Tahun 1990an, ketika dia terlibat di dalam kegiatan-kegiatan aktivis, ketika melakukan pengkritisan terhadap rezim Orde Baru saat itu. Jadi, buku ini betul-betul mampu menggugah siapapun pembaca. Bukan sekedar mahasiswa, tapi masyarakat secara umum," ungkap Chalik.
Chalik menambahkan, dalam buku itu juga berbicara mengenai bagaimana potret kehidupan dan sekaligus kemampuan untuk mengkritisinya.
"Saya rasa ini buku luar biasa dibanding buku-buku yang lain dalam rangka untuk menggerakkan semangat kita bahwa seorang kernet pun bisa menjadi pejabat di pemerintahan," tandasnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-52505-nawardi-sosok-di-balik-buku-parlemen-jalanan-ke-parlemen-senayan