Pixel Codejatimnow.com

Belajar dari YouTube, Siswa SMAN 1 Pulung Ponorogo Buat Miniatur Reog Kardus

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Mita Kusuma
Miniatur reog dari kardus karya siswa SMAN 1 Pulung (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Miniatur reog dari kardus karya siswa SMAN 1 Pulung (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

jatimnow.com - Siswa SMAN 1 Pulung, Ponorogo membuat miniatur reog. Bukan dari kayu atau stik es krim, tapi limbah kardus yang dimanfaatkan oleh siswa putih abu-abu ini

Empat siswa memanfaatkan waktu istirahatnya. Mereka duduk di gazebo SMAN 1 Pulung. Beberapa kardus diambil dari koperasi maupun kantin sekolah setempat.

Kemudian salah satu siswa membuat pola reog. Lalu dengan lincahnya tangan mereka menggunting pola reog. Siswa yang lain juga membuat pola kepala reog. Lagi-lagi kepala reog ini dari kardus. Tetapi kardus yang dipilih yakni yang tipis.

Pun membuat gambar kepala reog dengan pulpen maupun diwarnai. Siswa lainnya membuat pola merak. Untuk pola merak, mereka juga memanfaatkan kardus. Siswa yang keempat, menggabungkan pola-pola yang telah dibuat dengan lem.

"Kami belajar dari YouTube untuk membuat miniatur reog dari kardus," ujar Nova Yofi Amsyahri, Senin (28/11/2022).

Dia mengaku proses pembuatan miniatur reog dengan bahan kedua tidak terlalu sulit. Hanya memerlukan kardus bekas yang biasa dibuang.

Baca juga:
755 Penerima SK PPPK Pemkab Ponorogo Dilantik, Kecuali 4 Orang Ini

“Dari pada kardus dibuang sia-sia, lebih baik dimanfaatkan saja. Jadi bernilai jual tinggi,” kata Nova.

Dalam proses pembuatan miniatur ini, yang paling sulit adalah membuat kepala reog.

"Sulit itu karena mencocokkan sama dengan pola lainnya. Ini miniatur laku kok dijual.
per centimeternya adalah Rp1 ribu,” terang Nova.

Sementara Kepala SMAN 1 Ponorogo Joko Wilis Putro mengatakan miniatur reog dari kardus ini merupakan proses untuk menggerakkan siswa SMAN 1 Pulung berkarya. Ini awal mengaitkan kearifan lokal.

Baca juga:
TPID Ponorogo Sidak Bulog dan Pasar Tradisional hingga Modern, Ini Hasilnya

Dia mengaku rencananya memang akan dijual. Juga masuk dalam kurikulum merdeka agar menginspirasi seluruh siswa SMA menghasilkan produk untuk dijual.

"Inspirasi ketika lulus menghasilkan yg memiliki nilai jual,” pungkas Joko.