Pixel Code jatimnow.com

Kisah Kesaktian Sunan Sendang Duwur Lamongan, Suburkan Tanah Tandus

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Makam Sunan Sendang Duwur di Desa Sendang Duwur, Paciran, Lamongan, yang tampak ramai didatangi peziarah. (Foto-foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Makam Sunan Sendang Duwur di Desa Sendang Duwur, Paciran, Lamongan, yang tampak ramai didatangi peziarah. (Foto-foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Selain Sunan Drajat, Lamongan juga memiliki Raden Noer Rohmad atau yang dikenal Sunan Sendang Duwur dalam jejek dakwah Islam di Pulau Jawa. Yuk, simak ceritanya.

Ayah Sunan Sendang berasal dari Negeri Baghdad yang merantau ke Lamongan. Menikah dengan anak tokoh agama pada Ketumenggungan Sidayu yang berada di Kecamatan Brondong, Lamongan di masa Tumenggung Raden Joyo Sumitro.

Saat masa peperangan, Sunan Sendang kemudian bertolak ke Dukuh (Dusun) Tunon untuk melebarkan sayap doktrin Islam yang dipelajarinya. Ia pun menetap di Dukuh Tonon yang saat ini berubah nama dengan sebutan Desa Sendangduwur yang berada di Kecamatan Paciran, Lamongan.

"Waktu ada peperangan di Sidayu, lantas dia pergi ke Sendang Duwur yang dulu disebut Dukuh (dusun) Tunon untuk banat alas atau berdakwah. Ia memulai dakwah dengan bercocok tanam," ungkap keturunan ke-13 Sunan Sendang Duwur, Irvan Masyuri, Kamis (1/12/2022).

Model dakwah di sektor pertanian itu rupanya berhasil meluluhkan hati para warga setempat, yang pada awalnya ragu dan meremehkan karomah yang dimiliki Sunan Sendang Duwur.

Baca juga:
Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya

"Bahkan warga setempat waktu itu itu heran dengan Raden Nur Rohmad yang berhasil mengembangkan pertanian meski kondisi tanah di Dukuh Tunon dikenal tidak subur," urainya.

Disampaikan Irvan, keberhasilan model dakwah yang dilakukan Raden Noer Rohmad menarik perhatian tokoh agama kala itu seperti Sunan Drajat yang sempat beradu kesaktian untuk menjajal jiwa kewalian Raden Noer.

"Keberhasilan Raden Nur Rohmad itu menggerakkan hati warga setempat. Singkat cerita Raden Nur diikuti banyak masyarakat kala itu dan masyarakat yang waktu itu memeluk agama Hindu juga ikut memeluk agama Islam," papar pria yang akrab di sapa Gus Irvan tersebut.

Baca juga:
Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak

Hingga saat ini jejak Hindu di Makam Sunan Sendang Duwur tetap lestari. Tidak banyak perubahan yang dilakukan penerusnya manapun Sunan Sendang itu sendiri.

Banyak orang yang mempercayai wasilah Sunan Sendang bahkan para warga kerap kali berziarah dan mengunjungi jejak peninggalannya di Paciran Lamongan.