Pixel Codejatimnow.com

Transformasi Perpustakaan Inklusi Tingkatkan Sejahterakan Masyarakat

Editor : Rochman Arief  Reporter : Zain Ahmad
PLM Nasional Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Tahun 2022 saat digelar di Surabaya. (foto: Zain Ahmad/jatimnow.com).
PLM Nasional Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Tahun 2022 saat digelar di Surabaya. (foto: Zain Ahmad/jatimnow.com).

jatimnow.com - Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang dijalankan di perpustakaan tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga desa/kelurahan dinilai efektif dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat.

Pelaksanaan program TPBIS Tahun 2020-2021 memberi manfaat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan nilai efektivitas 4,09 dari skala 1-5. Sementara total benefit program ini pada tahun 2020-2021 mencapai lebih dari Rp570 miliar.

Program ini telah direplikasi mandiri di 18 kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan. Hal tersebut tampak dalam evaluasi yang disampaikan pada Peer Learning Meeting (PLM) nasional program TPBIS Tahun 2022 yang digelar di Surabaya, Senin (5/12/2022).

Program ini dijalankan oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dengan dukungan dari Bappenas RI sejak tahun 2018. Program ini merupakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan di seluruh Indonesia.

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando mengatakan bahwa tugas perpustakaan adalah mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa sesuai amanah UUD 1945. Esensinya, untuk mengurangi masyarakat marginal.

Untuk itu, perpustakaan harus bertransformasi dan bisa mengubah paradigma yang eksklusif menjadi inklusif.

"Inilah roh dari semangat transformasi perpustakaan," ungkap Syarif.

Baca juga:
Menko Airlangga Serahkan Penghargaan TPID Terbaik Jawa-Bali ke Bupati Ipuk

Indonesia, menurutnya, memiliki sumber daya alam melimpah, namun belum dikelola dengan optimal. Oleh karena itu, masyarakat perlu dibekali inovasi dan kreativitas serta aksesibilitas digital untuk meningkatkan pengetahuannya.

"Tidak ada gunanya perpustakaan jika masyarakat masih tetap berada di bawah tingkat kesejahteraan. Jangan sampai perpustakaan menjadi menara gading," jelasnya.

Perbaikan kesejahteraan hanya dapat dilakukan jika kondisi ekonomi baik, yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita dan lapangan kerja. Salah satu jalan untuk mencapai kesejahteraan diperoleh dengan kemampuan literasi.

Sementara itu, Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menjelaskan peran perpustakaan amat dibutuhkan dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan global.

Baca juga:
Kota Batu Kini Punya Perpustakaan Lengkap dan Megah

"Perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat meningkatkan literasi informasi bagi masyarakat dan berbasis teknologi informasi, serta komunikasi mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan juga mendorong kreativitas serta memangkas berbagai kesenjangan akses informasi," ujarnya.

Dia juga berharap PLM Nasional Tahun 2022 dapat melahirkan banyak ide dan gagasan yang inovatif serta aplikatif dalam menghadirkan perpustakaan yang lebih inklusif.

Sementara Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Khamim, menambahkan bahwa program PBIS telah mendorong lahirnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) oleh masyarakat sekitar perpustakaan.