Pixel Code jatimnow.com

Erupsi Semeru dan Tiga Titik Rawan yang Harus Dipedomani

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Rama Indra S.P
Simulasi erupsi Gunung Semeru (Foto: Amien Widodo for jatimnow.com)
Simulasi erupsi Gunung Semeru (Foto: Amien Widodo for jatimnow.com)

jatimnow.com - Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Minggu, 4 Desember 2022. Erupsi sebelumnya terjadi pada tanggal dan bulan yang sama di Tahun 2021.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), erupsi Semeru terjadi sejak Tahun 1918 silam sampai sekarang.

Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Amien Widodo mengatakan, status erupsi gunung api aktif Semeru hampir terjadi setiap hari.

"Meskipun tidak sampai memunculkan tekanan berat di letusan erupsi kemarin, aliran lahar efusif Semeru ini hampir muncul setiap malam," ujar Amien saat ditemui jatimnow.com, Selasa (7/12/2022).

Sehingga, di area tersebut ditempatkan pos pantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), untuk menelusuri gejala aktivitas gunung api aktif setiap harinya.

Dalam pos pantau tersedia sebuah peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) dengan tiga jumlah titik lokasi rawan yang harus dipedomani.

"Dimulai dari KRB 3, lokasinya berada di puncak gunung radius 2-3 kilometer, KRB 2 bertempat di radius 5-10 kilometer dari puncak, dan KRB 1 berada di sungai aliran lahar, Besuk Kobokan dan Besok Lanang," jelasnya.

Pakar Geologi ITS Amien Widodo (Foto: Rama Indra/jatimnow.com)Pakar Geologi ITS Amien Widodo (Foto: Rama Indra/jatimnow.com)

Baca juga:
Bantuan dari Bank Jatim untuk Pengungsi dan Relawan Erupsi Semeru

Untuk itu, seharusnya di sepanjang wilayah KRB harus steril dari aktivitas warga untuk meminimalisir terjadinya korban saat terjadi erupsi.

Sedangkan kategori kewaspadaan, terbagi menjadi empat level status yang diampu PVMBG dan pos pantau dan harus dimengerti oleh masyarakat.

Pertama level normal, artinya tidak ada aktivitas kegempaan, aktivitas naiknya temperatur panas, ataupun gas, maka dalam radius 2-3 kilometer itu boleh dijamah manusia hingga pendakian.

Kedua level waspada, yaitu ketika radius 2-3 kilometer dari puncak ini tidak boleh ada aktivitas, pendakian dan lain-lain itu harus di stop.

Baca juga:
Mengenal Siklus dan Gejala Erupsi Semeru

Ketiga level siaga, radius 5 kilometer tidak aman atau sedang tidak baik-baik saja.

Keempat level awas, radius 10-15 kilometer tidak boleh ada aktivitas apapun, warga masyarakat di sekitar sungai aliran lahar harus kosong.

"Sekarang ini posisi Semeru lagi awas, seharusnya pemukiman dan aktivitas warga harus di luar KRB," pungkasnya.