Pixel Codejatimnow.com

Putri Anak Indonesia Kampanyekan Permainan Tradisional di Elyon Christian School

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Karina kampanyekan dan mengajak teman-temannya untuk tidak meninggalkan permainan tradisional asli Indonesia. (Foto: Humas Elyon school for jatimnow.com)
Karina kampanyekan dan mengajak teman-temannya untuk tidak meninggalkan permainan tradisional asli Indonesia. (Foto: Humas Elyon school for jatimnow.com)

jatimnow.com - Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 asal Elyon Christian School, Karina Aliya Afandi kampanyekan dan mengajak teman-temannya untuk tidak meninggalkan permainan tradisional asli Indonesia. Gadis berusia 12 tahun itu juga akan melakukan aksi serupa ke beberapa sekolah di Indonesia lainnya.

Menurutnya di Indonesia ini tak hanya perbedaan bahasa, terkadang permainan-permainan tradisional tersebut memiliki perbedaan dari cara main dan aturan-aturan permainan.

"Keragaman dan keunikan dari tiap permainan inilah yang membuat masa kecil masyarakat Indonesia menjadi berkesan," ujar Karina Aliya Afandi melalui keterangan tertulisnya, Kamis (8/12/2022).

Indonesia dengan keberagaman budaya, adat, dan bahasa juga terlihat pada permainan tradisionalnya yang berbeda-beda di tiap daerahnya. Seperti congklak yang berasal dari daerah Jawa Barat, gobak sodor dari Jawa Timur, hingga enggo lari dari Maluku.

Karina Aliya Afandi atau yang lebih akrab disapa Karina ini justru lebih suka memainkan permainan tradisional, seperti dakon, bekel, slebur-slebur, dan holahop.

"Ketiga permainan yang sudah dikenalkan oleh mama sejak Karina kecil ini menjadi permainan tradisional kesukaan saya, terutama dakon. Permainan dakon mengajarkan kita tentang ketekunan, ketepatan, kejujuran, berhitung, hingga kesabaran,” ujarnya.

Namun, semakin berkembangnya zaman dan teknologi, membuat beberapa permainan tradisional sudah tidak dimainkan lagi oleh para anak-anak di Indonesia.
Kecenderungan mereka untuk lebih memilih gawai, seperti smartphone, playstation, atau berbagai macam konsol modern, membuat permainan tradisional lebih dimainkan oleh para anak 90an.

Baca juga:
Surabaya Kampanye Permainan Tradisional, Ajak Perang Lawan Gadget

“Saya sangat tertarik untuk mengajak anak-anak di Indonesia untuk bermain permainan tradisional ini, agar tidak kecanduan dengan gadget," bebernya.

Kesukaannya terhadap permainan tradisional inilah yang menginspirasi Karina untuk mengkampanyekan permainan tradisional ke seluruh anak-anak di Indonesia

Permainan yang akan dikenalkan adalah enggrang dari batok kelapa, holahop, bekel, dakon, dan lompat tali.

Seluruh sarana permainan yang dia kenalkan itu juga akan dia berikan pula kepada pihak sekolah sebagai bagian dari kepeduliannya terhadap pelestarian permainan tradisional.

Baca juga:
1445 Anak-anak Banyuwangi Salurkan Aneka Bakat dalam Festival Anak Yatim

Aksi Karina itu juga didukung penuh oleh orangnya, Sherly Setiono. Dia berharap dengan kegiatan Karina ini dapat menyadarkan anak-anak di jaman sekarang untuk tetap bersosialisasi dengan teman-teman dan orang-orang di sekitar mereka, terlepas dari majunya teknologi.

“Keberadaan permainan modern di tengah masyarakat mampu mengubah permainan tradisional yang perlahan-lahan menjadi hilang dalam kehidupan masyarakat," ungkap Sherly.

"Selain itu, permainan tradisional juga dapat mempererat solidaritas karena permainan yang memerlukan kerjasama tim, dapat pula menyehatkan dan menciptakan interaksi karena setiap pemain harus bertemu, bertatap, dan berkomunikasi secara langsung," imbuhnya.