Pixel Code jatimnow.com

Jelang Nataru, Harga Sayur dan Ayam di Pasar Tulungagung Merangkak Naik

Editor : Rochman Arief   Reporter : Bramanta Pamungkas
Pedagang ayam di pasar grosir Ngemplak Tulungagung mengalami penurunan omzet sejak harga merangkak naik. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Pedagang ayam di pasar grosir Ngemplak Tulungagung mengalami penurunan omzet sejak harga merangkak naik. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, harga sejumlah komoditas sayur dan daging ayam di Pasar Grosir Ngemplak, Tulungagung, merangkak kenaikan.

Untuk jenis sayuran kenaikan ini bervariasi mulai seribu hingga Rp10 ribu per kilogram. Kenaikan ini selalu terjadi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Namun demikian, harga kebutuhan pokok diprediksi kembalin turun dan normal, pada bulan Januari mendatang.

Salah seorang pejual sayur, Musiyan mengatakan kenaikan harga ini sudah terjadi sejak seminggu terakhir. Jenis sayuran yang harganya merangkak naik di antaranya bawang merah, bawang putih, kubis, kentang, wortel, seledri dan bawang bombay.

Menurutnya, kenaikan kebutuhan ini diperkirakan sejak di tingkat petani.

"Hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga sejak seminggu ini," ujarnya, Kamis (15/12/2022).

Baca juga:
Cara Surabaya Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2025

Kenaikan juga terjadi pada harga daging ayam. Salah satu penjual daging ayam, Karyatin mengaku kenaikan sudah terjadi sejak awal bulan Desember ini.

Sebelumnya, harga daging ayam berkisar antara Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, dan kini sudah menjadi Rp32 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini telah terjadi sejak di tingkat peternak.

"Kita sudah diberitahu harga masih bisa naik lagi, untuk pasokan saat ini masih aman," tuturnya.

Baca juga:
1,2 Juta Penumpang Dipredikasi Melintas di Pelabuhan Ketapang saat Nataru

Kenaikan harga daging ayam ini tidak diikuti oleh tingginya permintaan pasar. Omzet pedagang mengalami penurunan setelah harga daging ayam naik.

Jika sebelumnya dalam sehari mereka mampu menjual hingga 150 kilogram daging ayam, kini hanya bisa menjual hingga 100 kilogram.

"Omzetnya turun, karena konsumen banyak yang tidak membeli ketika harga ayam naik," pungkasnya.