Pixel Codejatimnow.com

Gereja Merah, Landmark Kota Kediri Penyimpan Injil Kuno Berbahasa Belanda

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Gereja Merah. (Foto-foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Gereja Merah. (Foto-foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kota Kediri punya sederet landmark bersejarah. Salah satu yang menarik adalah Gereja Merah di Bundaran Sekartaji, Kecamatan Mojoroto yang menyimpan Kitab Injil kuno berusia ratusan tahun.

Gereja Merah ini sebenarnya memiliki nama asli Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel. Dari catatan prasasti di sana, Gereja Merah diresmikan pada 21 desember 1904 oleh pendeta Dominus J.A.Broers.

Dominus J.A.Broers adalah pendeta asal Belanda yang diutus pemerintahan Hindia-Belanda mengajarkan agama Protestan di Kota Tahu. Baru pada tahun 1948, gereja ini diserahkan pemerintah Belanda kepada pengurus gereja asli pribumi.

Nama Gereja Merah kemudian digunakan pada sekitar tahun 1996 setelah seorang pendeta kala itu memutuskan mengubah warna gereja dari putih gading ke warna merah.

Hingga kini warna tersebut dipertahankan sebagai ciri khas gereja yang masuk dalam cagar budaya ini.

“Ini salah satu cagar budaya di Kota Kediri,” kata Imam Mubarok, sejarawan dan budayawan di Kediri, Kamis (15/12/2022).

Arsitektur gereja merah ini sangat khas dengan gaya era kolonial Belanda. Punya pintu dan jendela yang masih asli terbuat dari kayu jati dan bangunan yang terbuat dari batu bata.

Baca juga:
5 Rekomendasi Wisata Alam Eksotis di Probolinggo, Selain Bromo dan Madakaripura

Kaca, mimbar, kursi dan lemari di Gereja Merah atau GPIB Immanuel ini juga masih belum mengalami perubahan. Semua masih asli.

Yang menarik, Gereja Merah menyimpan Kitab Injil kuno berbahasa Belanda yang telah berusia satu abad lebih.

Kitab Injil kuno dengan ukuran 43 x 29 cm, dengan ketebalan 10 cm tersebut diterbitkan pada September 1867 oleh de Nederlandtche Bijbel Compagnie menggunakan bahasa Belanda.

Baca juga:
Kolam Renang Oro Oro Ombo di Lamongan Selatan, Cocok untuk Libur Akhir Pekan

Kitab Injil tersebut disimpan di kotak kaca di altar gereja. Meski warna kertas telah berubah setengah cokelat namun tulisan masih cukup jelas dan terbaca. Kitab Injil tersebut dapat bertahan lama karena dilapisi dengan sampul kulit yang cukup tebal.

“Tapi sekarang tidak boleh dibuka,” tambah Imam Mubarok.

Gereja Merah ini sering dikunjungi anak-anak muda untuk berfoto. Anda yang ingin melancong ke Kediri saat liibur Natal dan Tahun Baru 2023 nanti bisa mengunjungi gereja ini untuk berwisata sejarah.