Pixel Code jatimnow.com

Wow! Perajin Terompet di Jombang Raup Cuan Puluhan Juta

Editor : Rochman Arief   Reporter : Elok Aprianto
Terompet hasil karya Supardi warga Desa Mojowarno, Kecamatan Mojowarno. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Terompet hasil karya Supardi warga Desa Mojowarno, Kecamatan Mojowarno. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi berkah bagi sejumlah perajin. Termasuk perajin terompet. Sebab, terompet kerap digunakan sebagai pesta perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Seperti yang dialami Supardi (60) perajin terompet asal Desa Mojowarno, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Ia mengaku kebanjiran pesanan. Tak tanggung-tanggung, pesanan terompet buatannya mengalami kenaikan hingga 70 persen.

Ditemui di rumahnya, Supardi yang dibantu dua anaknya, mampu menghasilkan ratusan terompet berbagai jenis.

Ia mengaku beberapa hari ini, khususnya jelang pergantian tahun, sangat banyak orderan. Bahkan, ia mengaku sudah menutup pesanan tersebut sejak awal bulan Desember.

"Pemesanan terompet jelang Nataru saat ini, naik sekitar 70 persen dibanding tahun sebelumnya. Saya sampai tutup order sejak awal Desember," bebernya, Jumat (16/12/2022).

Sejauh ini ia mengaku mulai melakukan pembatasan. Terlebih penjualan terompet ini bergantung pada momen-momen tertentu. Salah satunya Nataru.

"Karena kewalahan dan memang tidak mampu kalau pesan banyak secara dadakan. Ini pun saja, masih banyak yang belum selesai," ujarnya.

Baca juga:
Luluk - Lukman Sowan Kiai Ahmad Hasan Jombang, Direstui Menang Pilgub Jatim

Supardi saat menyelesaikan terompet di rumahnya. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)Supardi saat menyelesaikan terompet di rumahnya. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Ia menjelaskan, usaha pembuatan terompet ini ia tekuni sejak tahun 1990. Saat itu terompet yang dibikin rata-rata cukup unik dengan memakai hiasan warna dan karikatur.

"Ada tiga macam terompet yang diproduksi. Ia menyebut jenis kupu-kupu yang paling diminati anak-anak perempuan, motif naga dari ukuran kecil hingga besar, juga banyak digemari," paparnya.

Ia menyebut untuk membuat terompet, tidak membutuhkan waktu lama. Namun, harus tetap telaten dan teliti. Dalam sehari, ia bisa menghasilkan ratusan terompet yang dibantu anaknya.

"Sehari 200 terompet. Kesulitannya di bagian cara agar bisa mengeluarkan bunyi, dan juga di bagian pembentukan. Jadi, mengerjakannya itu harus sabar untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal," terangnya.

Supardi mengaku, terompet yang diproduksi, dibanderol dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp7 ribu hingga paling mahal Rp15 ribu.

"Kalau tahun sebelumnya omzet bersih per bulannya itu sekitar Rp10 sampai Rp15 juta. Jelang Nataru saat ini naik, tiap bulannya dapat uang bersihnya itu sekitar Rp25 sampai Rp30 juta," pungkasnya.

Baca juga:
Pj Bupati Jombang Ajak Petani Tembakau di Kabuh Kembangkan Kawasan Industri Sigaret