Pixel Codejatimnow.com

Ada 45 Kasus HIV/AIDS Baru di Kota Batu Selama 2022, Usia Produktif Mendominasi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Ilustrasi/Wikipedia
Ilustrasi/Wikipedia

jatimnow.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat penambahan 45 kasus HIV/AIDS di wilayahnya selama Tahun 2022. Dari jumlah itu, 5 kasus di antaranya berujung kematian.

Dari catatan dinkes per 30 November, dari 45 ODHA baru, 33 penderita di antaranya merupakan warga Kota Batu.

"Bila ditotal secara keseluruhan, jumlah ODHA di Kota Batu sejak 2014 hingga tahun ini berjumlah 346 orang. Dari angka itu, ada lima penderita yang meninggal dunia pada tahun ini," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg Kartika Trisulandari, Senin (19/12/2022).

Kartika menyebut, usia ODHA didominasi usia produktif, antara 25 sampai 49 tahun. Mirisnya, tren kenaikan kasus pada ibu rumah tangga dan LSL (laki-laki seks laki-laki).

"Untuk meminimalisir hal itu, Dinkes Kota Batu melakukan tiga langkah yaitu dengan kegiatan promotif, preventif, serta perbaikan sarana dan kualitas layanan. Kegiatan promotif dilakukan berupa penyuluhan, pembagian leaflet, dan menyebarkan informasi mengenai HIV/AIDS ke masyarakat," papar dia.

Kegiatan tersebut terutama menyasar remaja. Karena usia remaja merupakan masa penting dalam pembentukan cara pikir dan perilaku.

Baca juga:
SosEdu Pencegahan HIV AIDS dan TB di SMA Negeri 7 Surabaya, Ini Tujuan PGN

"Kalau kegiatan preventif atau pencegahan berupa skrining populasi kunci. Seperti ibu hamil, pasien tuberculosis, pasien infeksi menular seksual (IMS), pekerja seks, waria dan pengguna narkotika," tambah Kartika.

Upaya preventif juga dilakukan dengan menerapkan sistem Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB). Di mana pasien tes HIV/ AIDS yang ditemukan positif akan dilanjutkan hingga ke pengobatan, konseling, dan dukungan moril.

"Kami juga mengupayakan untuk perbaikan sistem pelayanan, terlebih stigma dan diskriminasi HIV di Kota Batu masih tinggi. Ini menyebabkan penemuan kasus baru terhambat dan masalah sosial yang kompleks," tambahnya.

Baca juga:
Menanti Penetapan Tersangka Kasus Limbah Medis di Bangkalan

Seperti pengucilan terhadap ODHA dan keluarga oleh masyarakat, hingga masalah pribadi dari ODHA sendiri. Misalnya menyangkut pekerjaan atau rumah tangga. Untuk mengatasi itu, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi dan sosialisasi.

"Bahwa ODHA juga memiliki hak yang setara dengan masyarakat lainnya. Dengan cara mengeliminasi stigma diskriminasi kepada ODHA, adanya dukungan yang baik dari masyarakat kepada penderita dan keluarga," pungkas Kartika.