Pixel Codejatimnow.com

Ciptakan Produk Kecantikan, Kampung di Surabaya Dilirik Mahasiswa Australia

Editor : Rochman Arief  
Warga medokan ayu menunjukkan lip balm dan face oil berbahan bunga telang. (foto: Rochman Arief/jatimnow.com)
Warga medokan ayu menunjukkan lip balm dan face oil berbahan bunga telang. (foto: Rochman Arief/jatimnow.com)

jatimnow.com - Keberhasilan Kampung Sayur Hidroponik Surabaya menciptakan urban farming menarik minat banyak pihak. Sesuai Namanya, kampung di RW 12 Kelurahan Medokan Ayu Utara, Kecamatan Rungkut itu memiliki koleksi tanaman hidroponik yang cukup banyak.

Salah satunya adalah tanaman bunga telang. Produksi bunga telang di Kampung Sayur Hidroponik mampu menghasilkan 500 gram per hari. Sementara produk itu telah dijual dalam bentuk siap seduh online, yang pembelinya sudah merambah nasional.

Sebetulnya bukan keberhasilan memproduksi hortikultura semata. Warga di kampung tersebut sanggup menciptakan produk kecatikan dari bunga telang.

“Kami sudah bisa membuat lip balm (pelembab bibir) dan face oil berbahan bunga telang, yang memiliki manfaat untuk kencantikan,” kata pegiat lingkungan RW 12 Medayu Utara, Renni Susilawati, Minggu (1/1/2023).

Bunga telang yang telah dikeringkan untuk dijadikan minuman siap seduh. (foto: Rochman Arief/jatimnow.com)Bunga telang yang telah dikeringkan untuk dijadikan minuman siap seduh. (foto: Rochman Arief/jatimnow.com)

Ia menambahkan jika produk itu diciptakan karang taruna sekaligus mahasiswa Universitas Airlangga. Selanjutnya karang taruna ini melakukan penelitian dan menghasilkan dua produk tersebut.

“Dasarnya karena panen bunga telang kami berlimpah, sayang kalau dibuang. Kemudian warga mendorong karang taruna melakukan penelitian, maka lahirlah lip balm dan face oil,” lanjut ibu dua anak ini.

Dijelaskan alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya itu lip balm dan face oil ini menunggu uji BPOM untuk mendapat izin edar.

Baca juga:
6 Tempat Ibadah dalam 1 Lokasi, Bukti Kerukunan Beragama di Surabaya

Atas dasar itulah, Kampung Hidroponik Surabaya dilirik perguruan tinggi asal Australia, Federation University. Menurut rencana PT ini akan berkunjung 13 Januari mendatang.

“Sebetulnya bukan karena kesanggupan memproduksi produk kecantikan natural, tapi kami bisa menciptakan lingkungan yang sesungguhnya. Yakni kampung berdasarkan sustainable development goals (SDG's),” Renni menambahkan.

Selada merupakan salah satu koleksi sayuran hidroponik yang dimiliki warga RW 12 Kelurahan Medokan Ayu Utara, Surabaya. (foto: Rochman Arief/jatimnow.com)Selada merupakan salah satu koleksi sayuran hidroponik yang dimiliki warga RW 12 Kelurahan Medokan Ayu Utara, Surabaya. (foto: Rochman Arief/jatimnow.com)

Ditegaskan Renni kunjungan mahasiswa Australia ingin melihat dari dekat mengelola lingkungan kampung masyarakat urban di Surabaya.

Baca juga:
Semarak Ramadan pada Pekan Raya BFI di Surabaya

Ia menyebut kampung di tempat tinggalnya mendukung gotong royong antarwarga, sosial, budaya, irigasi, penerangan, keamanan, menghindari efek rumah kaca, urban farming, kesehatan, kesejahteraan, kebersihan lingkungan hingga demografi.

“Penilaiannya dari situ. Bukan karena kami sanggup membuat produk kecantikan natural. Banyak komponen yang dinilai perguruan tinggi Australia,” jelas Ketua RW 12 Medayu Utara, Suyanto.

Keberhasilan membentuk kampung asri itu berbuah penghargaan juara 3 Program Kampung Iklim (Proklim) kategori Madya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam lomba profil Kampung Berseri Astra yang digelar tingkat nasional tahun ini.

Catatan lain, Kampung Sayur Hidroponik Surabaya sudah pernah memproduksi mie hijau berbahan bunga telang. Mie ini baru dikonsumsi masyarakat Surabaya dan sekitarnya.