Pixel Codejatimnow.com

Proyek Tanggul Pengendalian Banjir di Mojokerto Bakal Dilanjutkan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Supriyadi
Pejabat Pemkab Mojokerto saat mengecek proyek di Tahun 2022 (Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Mojokerto)
Pejabat Pemkab Mojokerto saat mengecek proyek di Tahun 2022 (Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Mojokerto)

jatimnow.com - Proyek tanggul pengendalian banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) bakal dilanjutkan Tahun 2023 ini.

Proyek ini meliputi penguatan tanggul beton di Sungai Avour Watudakon dan Sungai Balongkrai, aliran dari Kota Mojokerto. Penguatan tanggul semi permanen di Sungai Avour Jombok berupa gundukan tanah untuk penahan air sementara.

BBWS Brantas juga telah menyiapkan rumah pompa di aliran Sungai Avour Jombok yang akan difungsikan untuk pengendalian banjir.

Petugas PPK dan Pantai 1 BBWS Brantas, Rizal Arifuddin mengatakan, penguatan tanggul beton di sejumlah titik rawan banjir di Desa Tempuran telah selesai. Namun memang tanggul di sisi selatan Avour Jombok masih semi permanen.

"Sebenarnya kalau penguatan tebing secara sistem itu titik-titik kritisnya sudah kami tangani," ungkap Rizal, Rabu (4/1/2023).

Rizal menambahkan, pengerjaan penguatan tanggul yang membentang dari kedua sisi sekitar dua kilometer dari Watudakon dan satu kilometer penguatan tanggul Jombok, Kabupaten Jombang hingga Desa Tempuran, Kabupaten Mojokerto telah selesai.

"Namun pemdes minta semuanya sungai dirapikan, diplengseng. Nah kalau seperti itu kita menunggu kajian dulu, evaluasi misalkan kondisinya masih ada banjir nanti kita akan program kan lagi terutama di Avour Jombok," jelasnya.

Menurut Rizal, penguatan tanggul dengan beton ini bisa mencegah banjir di Desa Tempuran. Paling tidak tanggul beton Watudakon dapat menampung debit banjir sekitar 90 meter kubik per detik.

Baca juga:
Proyek Stadion Surajaya dan JLU Lamongan Diharap Rampung Bersamaan

Namun, hasil evaluasi di lapangan, jika terjadi banjir di Tempuran, penyebabnya adalah jembatan penghubung usaha tani di sisi selatan Desa Tempuran yang terlalu rendah, sehingga apabila tersumbat sampah, air Sungai Avour akan meluber.

"Salah satu penyebab banjir itu ada jembatan yang terlalu rendah kami sarankan ke Pemerintah Daerah agar direnovasi. Kalau sampah tersangkut di situ, pastinya tanggul kami akan over sehingga memicu banjir," beber dia.

Rizal menjelaskan, pihaknya akan mengirimkan surat ke Pemkab Mojokerto supaya segera menindaklanjuti renovasi jembatan di Desa Tempuran itu.

"Sudah kita koordinasikan dengan rekan-rekan dari Kabupaten Mojokerto. Dalam waktu dekat ini kami akan bersurat, ibaratnya mengingatkan kembali bahwa untuk program pengendalian banjir agar optimal," tambah Rizal.

Baca juga:
Pembangunan Pasar Pon Jombang Dipastikan Molor, Pembongkaran Aset Jadi Pemicu

Sementara Kepala Desa Tempuran, Slamet menjelaskan, pihaknya berencana mengajukan penguatan tanggul beton di sebelah selatan balai desa aliran Avour Jombok.

"Kita akan ajukan ke BBWS Brantas penguatan tanggul beton karena disisi selatan Avour Jombok itu belum masih tanggul semi permanen," tegas Slamet.

Dia mengaku khawatir dengan ancaman banjir dari aliran Avour Jombok jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

"Kita masih khawatir potensi banjir di sisi selatan karena tanggul semi permanen belum dibeton. Kalau hujan bisa jebol," pungkasnya.