Pixel Codejatimnow.com

Duh... Halte Berbentuk Buah dan Sayur di Kota Batu Kumuh dan Bau

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Pemantauan halte berbentuk sayur dan buah di Kota Batu yang dikeluhkan masyarakat (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Pemantauan halte berbentuk sayur dan buah di Kota Batu yang dikeluhkan masyarakat (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Warga Kota Batu mengeluhkan adanya halte berbentuk buah dan sayur yang tampak kumuh, kotor, dan tak terawat. Hal itu dinilai menganggu pandangan dan pejalan kaki.

Seperti disampaikan Muhammad Fuadi. Katanya, halte-halte yang tersebar di beberapa tempat itu juga jarang difungsikan.

"Meski bentuknya unik, tapi halte itu sudah jarang dimanfaatkan. Karena moda transportasi umum juga jarang digunakan oleh masyarakat. Apalagi kotor dan bau. Saran kami pemkot segera merespon keluhan kami," ujar warga Desa Pesanggrahan itu, Jumat (6/1/2023).

Menurut Fuad, respon tersebut bisa dilakukan pemindahan atau pembongkaran. Harapannya bisa diubah fungsinya menjadi taman atau lainnya yang lebih bermanfaat untuk pengguna jalan.

"Supaya memiliki nilai seni, manarik dan menjadi ikon tersendiri bagi Kota Wisata Batu. Tapi juga menambah ruang terbuka hijau," harapnya.

Untuk diketahui, halte yang dinilai kumuh oleh warga tersebut berada di beberapa titik. Di antaranya Jalan Ir Soekarno, Gajahmada, Panglima Sudirman hingga Brantas. Bentuk halte di setiap titik berbeda-beda. Ada yang berbentuk apel, stroberi, wortel, semangka, jeruk, hingga melon.

Terpisah, Asisten 2 Setda Kota Batu, Sugeng Pramono mengaku sudah mengkroscek kondisi halte tersebut sesuai arahan Plh wali kota. Dalam pengecekan melibatkan Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).

"Hasil dari pengecekan, kami akan tertibkan halte-halte tersebut. Tapi menunggu kaji teknis," ungkap Sugeng.

Kajian akan dilakukan oleh Dishub untuk memastikan halte mana yang lokasinya berada tepat di atas trotoar. Selanjutnya DPUPR juga akan mengkaji apakah halte bisa digeser atau dibongkar.

"Kemudian untuk penempatan atau pembangunan halte baru akan dikaji oleh DLH. Apakah dijadikan taman atau bagaimana," terangnya.