Pixel Code jatimnow.com

Wow! Mahasiswa ITS Kembangkan Alat Pengubah Air Laut Jadi Jadi Siap Minum

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Desain panel surya sebagai sumber energi listrik Anita, gagasan tim mahasiswa ITS (Foto: Humas ITS)
Desain panel surya sebagai sumber energi listrik Anita, gagasan tim mahasiswa ITS (Foto: Humas ITS)

jatimnow.com - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan Alat Desalinasi Terpadu Sistem Ganda yang dapat mengubah air laut dan kabut menjadi air siap minum.

Ketiganya adalah Jell Hilmansyah (Departemen Teknik Elektro), Dwi Prawira Kusuma (Departemen Teknik Kelautan), dan Fajar Dhimas Airlangga (Departemen Teknik Fisika).

Ketua tim penggagas, Jell Hilmansyah mengungkapkan, diciptakannya alat yang dinamai Anita itu dilatarbelakangi terjadinya krisis air minum yang sering dialami di daerah terpencil.

"Inovasi ini terfokus pada metode pengolahan air laut menjadi air siap minum. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sumber air yang berasal dari laut di kawasan terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Untuk itu, digagaslah inovasi ini dengan memanfaatkan air laut dan kabut laut sebagai sumber airnya," terang Jell, Jumat (6/1/2023).

Jell melanjutkan, masyarakat pesisir pantai biasanya hanya menggunakan metode desalinasi untuk memperoleh air bersih. Namun, dengan bimbingan dosen Dr Ir Ni Ketut Aryani, tim ini berhasil mengintegrasikan dua metode sekaligus.

"Alat yang kita kembangkan ini lebih efektif dan efisien. Anita dirancang dengan menggunakan metode desalinasi sekaligus kondensasi," jelas dia.

Pada metode desalinasi, lanjut Jell, air laut akan dipanaskan hingga mencapai titik didihnya. Sehingga dapat terpisahkan antara air murni dengan zat pengotornya.

Baca juga:
Wow! Mahasiswa Untag Surabaya Kembangkan Portal Zona Kejahatan di Kota Pahlawan

"Proses ini dilakukan pada kompor listrik dan membutuhkan daya sebesar 620 kilowatt-jam (kWh) tiap liternya. Guna meminimalisir penggunaan daya listrik tersebut, sehingga memanfaatkan panel surya sebagai salah satu sumber energinya," beber dia.

Lebih lanjut Jell menerangkan bahwa air murni yang dihasilkan dari proses desalinasi ini telah memenuhi standar kualitas air minum, yakni 10 part per million (ppm).

"Tak hanya itu, volume air yang dihasilkan sudah mencukupi kebutuhan air minum masyarakat. Sehingga volume yang dapat dihasilkan pada metode desalinasi ini sebesar 1,5 liter per jamnya," ujar mahasiswa angkatan 2020 tersebut.

Di samping itu, untuk memanfaatkan kabut laut menjadi air siap minum, tim penggagas Anita menerapkan metode kondensasi. Mulanya, akan dipasang jaring-jaring untuk menangkap kabut.

Baca juga:
Mahasiswa ITS Ciptakan Rompi Pendeteksi Serangan Jantung Koroner

"Setelah itu, akan terjadi proses kondensasi yang membuat kabut berubah menjadi titik-titik air. Jadi air yang dihasilkan sudah siap minum dan akan ditampung pada wadah yang telah disediakan," sambung Jell.

Berkat inovasi cemerlang tersebut, Jell dan tim berhasil merebut posisi pertama pada gelaran Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2022 di Politeknik Negeri Banyuwangi.

"Kami berharap inovasi ini tidak berhenti di sini, namun bisa terus dikembangkan dan mampu menebar kebermanfaatan bagi masyarakat," tandasnya.