Pixel Code jatimnow.com

Latto-latto Bisa Merangsang Sel Motorik Anak, Tapi Juga Ada Efek Negatifnya Lho

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Elok Aprianto
Seorang anak sedang bermain latto-latto (Foto: Ryan for jatimnow.com)
Seorang anak sedang bermain latto-latto (Foto: Ryan for jatimnow.com)

jatimnow.com - Latto-latto kini menjadi permainan yang digandrungi di Indonesia, terutama anak-anak.

Permainan yang dikenal dengan nama lain clackers tersebut muncul pada Tahun 1960-an di Amerika Serikat dan Eropa. Dulunya, permainan ini terbuat dari kaca hingga kayu, yang jika pecah serpihannya dapat terpental dan mengakibatkan cedera mata.

Bagaimana dampak latto-latto?

Ahli psikologi anak, Dr. Nailatin Fauziyah menyebut, bermain latto-latto bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Para orangtua juga diminta memperhatikan tujuan permainan ini, bula dimainkan oleh anak-anak.

"Tapi juga dilihat misalnya usia anak, terus tujuan dari permainan itu apa, kan juga harus diperjelas tujuannya," ungkap dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya tersebut, Kamis (12/1/2023).

Dia menerangkan bahwa secara psikologis, permainan latto-latto ini memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya, permainan ini bisa merangsang sel motorik anak dan sel lainnya.

"Jadi permainan ini juga ada sensoriknya. Kemampuan pendengaran juga ada dan motoriknya juga ada," jelasnya.

Meski demikian, permainan ini juga bergantung pada usia. Sebab tidak semua usia bisa memainkan permainan tersebut.

"Tapi tetap harus dilihat usianya. Karena kalau bola plastiknya terlalu berat, kalau dimainkan bisa berisiko terkena anaknya," ujarnya.

Baca juga:
Wow! Bocah SD di Surabaya Dapat Motor Listrik Usai 2 Jam Memainkan Latto-latto

Dia menyebut, permainan latto-latto juga tidak baik bila dimainkan secara terus menerus. Hal ini bisa menggangu aktivitas anak, termasuk memunculkan emosinya.

"Latto-latto tujuannya untuk melatih sel motorik. Tapi kalau keterusan juga gak baik. Untuk itu sebaiknya ada batasan yang diberlakukan oleh orangtua," bebernya.

"Ada banyak cara sebenarnya selain permainan latto-latto. Misalnya bermain engklek, atau yang anak usia dini bisa dengan belajar menyanyi sambil menghafal nama-nama jari. Kan itu juga sama dengan melatih sel motorik," paparnya.

Untuk itu, dia mengajak para orangtua untuk selalu mendampingi anak-anaknya saat bermain latto-latto. Hal ini dilakukan untuk mengontrol anak, agar terhindar dari efek negatif.

Baca juga:
SDN di Kota Malang Larang Muridnya Bawa Lato-lato, Alasannya Begini

"Untuk mengontrol anak butuh peran orangtua mendampingi. Karena efek negatif latto-latto itu bisa ke noise, jadi kebisingan dan itu bisa ke emosi mudah marah. Kalau di psikologi kebisingan itu memunculkan emosi," sambungnya.

Dia menegaskan bahwa orangtua bisa memilih berbagai permainan tradisional untuk melatih sel motorik anak.

"Banyak permainan tradisional yang untuk melatih motorik anak, tidak harus latto-latto," pungkasnya.