Pixel Codejatimnow.com

Prabowo Masih Jawara di Jabar, Jatim Terdongkrak Khofifah Effect

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Data survei LSN di Provinsi Jabar dan Jatim (tangkapan layar)
Data survei LSN di Provinsi Jabar dan Jatim (tangkapan layar)

jatimnow.com - Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei terbaru mereka tentang dinamika persaingan bakal calon presiden (Capres) di daerah pertempuran (battleground) paling sengit, Pulau Jawa.  

Dari survei yang dilakukan LSN, Prabowo masih menjadi juara di Tatar Sunda atau Jawa Barat jika Pilpres dilaksanakan hari ini. Hal ini, sama seperti kontestasi Pilpres 2019 lalu, Prabowo menang telak di Jabar.

"Dugaan bahwa Anies Baswedan berhasil menggerus kantong-kantong suara Prabowo di tanah Sunda, tak terbukti dalam survei LSN kali ini. Masyarakat Jawa Barat tetap menjadi pemilih loyal (loyal voters) bagi Prabowo sekaligus juga bagi Partai Gerindra," ucap peneliti senior LSN, Gema Nusantara Bakry, Sabtu (14/1/2023).

Selain di Jawa Barat, Prabowo Subianto juga masih menjadi pemenang di Banten. Dalam simulasi tiga nama capres, sebanyak 48,6% responden menyatakan pilihannya pada Prabowo. Kemudian sebanyak 29,7% responden menjatuhkan pilihannya pada Anies Baswedan dan 18,9% mengaku akan memilih Ganjar Pranowo

"Sementara sebanyak 2,8% responden mengaku belum punya pilihan (undecided)," imbuh dia.

Di lain sisi, Jawa Timur masih hingga kini masih menjadi battleground Prabowo dan Ganjar. Seperti pada dua Pilpres sebelumnya, Provinsi Jawa Timur nampaknya tetap akan menjadi medan pertempuran paling keras dari para Capres, terutama antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. 

"Pada semua Pilpres sebelumnya, Capres yang bisa menguasai Jawa Timur selalu memenangkan Pilpres. Dengan demikian, Jawa Timur selain menjadi battleground paling sengit juga akan menjadi daerah penentu kemenangan seorang capres," jelas Gema.

Berdasarkan hasil survei LSN, jika Pilpres hanya diikuti tiga capres maka Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersaing ketat menjadi pemenang. Sebanyak 42,1% responden mengaku akan memilih Prabowo, sementara Ganjar dipilih oleh 41,9% responden. 

"(Sedangkan) sebanyak 13,5% responden menjatuhkan pilihannya pada Anies Baswedan, sedangkan 2,3% sisanya belum memiliki pilihan (undecided)," beber dia.

Di Jawa Timur, Ganjar Pranowo masih unggul atas Prabowo dan Anies di daerah-daerah Mataraman atau beberapa kabupaten/kota di bagian barat provinsi Jatim. Sedangkan Prabowo Subianto dominan di Madura dan daerah-daerah tapal kuda. 

Baca juga:
Pedagang Keliling di Surabaya Bagi Bakso Gratis, Penuhi Nazar Prabowo Presiden

"Jika koalisi Partai Gerindra dan PKB terus berlanjut dan Prabowo didampingi calon wakil presiden yang disukai warga nahdliyin, bukan tak mungkin untuk pertama kalinya Prabowo akan menang di Jawa Timur sekaligus menang secara nasional," kata Gema.

Ditambah, isu bakal majunya pasangan Prabowo-Khofifah yang sempat beredar belum lama ini nampaknya cukup mendongkrak elektabilitas Prabowo di Jawa Timur.

Artinya 'Khofifah Effect' nampaknya masih cukup kuat di Jawa Timur, dan itu dapat menjadi faktor penentu capres mana yang akan unggul di provinsi paling timur Pulau Jawa itu. 

Selain faktor 'Khofifah Effect' kehadiran Prabowo dalam acara Sinau Bareng Mbah Nun dan Kyai Kanjeng beberapa waktu lalu nampaknya juga berdampak positif pada elektabilitas Prabowo di Jawa Timur. 

Baca juga:
Khofifah dan Prabowo Bertemu di Bandara Halim Perdana Kusuma, Sampaikan Ini

"Pengaruh Emha Ainun Najib (Cak Nun) di kalangan kaum muda nahdliyin yang cukup besar dapat dikapitalisasi dengan positif oleh Prabowo untuk mengangkat tingkat keterpilihannya di Jawa Timur," pungkasnya.

Menurut Gema, populasi survei ini adalah seluruh penduduk yang berusia 17 tahun ke atas atau belum 17 tahun tapi sudah menikah. 

Total sampel sebesar 1200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertahap (multi-state random sampling). Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. 

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan responden, dilaksanakan oleh tenaga terlatih di enam provinsi dengan pedoman kuesioner.