jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mendorong PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) untuk mengembangkan potensi bisnis cold storage perikanan asal Papua Barat Daya.
Hal itu dikatakan Khofifah, saat Pemprov Jatim menggelar acara misi dagang ke Tanah Papua, tepatnya di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya (PBD) pada Kamis (26/1/2023).
Menurut Khofifah, bisnis ini diyakini sangat menguntungkan karena produksi yang melimpah dengan permintaan yang stabil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, neraca perdagangan Jatim dengan Papua Barat pada 2022 mencapai Rp1,57 triliun. Di mana penjualan Jatim ke Papua Barat sebesar Rp1,17 triliun.
Komoditas perikanan seperti cumi dan udang menjadi komoditas tertinggi yang diminati pada misi dagang kali ini, yakni dengan transaksi mencapai Rp63 miliar. Sedangkan total transaksi pada misi dagang kali ini mencapai Rp246,162 miliar.
"Komoditas lainnya yang diminati seperti cakalang, baby tuna, ikan, makanan ringan, rokok, beras, daging ayam, daging frozen, bahan bangunan, fesyen, bawang merah, pupuk organik dan cabe merah," rinci Khofifah. Jumat (27/1/2023).
Khofifah mengatakan, potensi bisnis cold storage untuk ikan sangat besar. Sebab ikan merupakan bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan stabil dalam permintaan.
"Dengan cold storage memungkinkan pengelolaan yang baik dari suplai ikan segar, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dan memperpanjang masa simpan ikan. Selain itu, cold storage juga dapat digunakan untuk menyimpan produk olahan ikan seperti ikan asin, kalengan, dan beku," paparnya.
Baca juga:
SIER Resmikan SPKLU Fast Charging di Surabaya, 15 Persen Energi dari Solar Panel
Gubernur Perempuan pertama di Jatim ini menambahkan, selain itu hubungan dagang antara Jatim dengan Papua Barat, khususnya Sorong sudah sangat erat. Sedangkan pada momen tersebut SIER menjadi salah satu dari 141 perusahaan dari kedua provinsi yang mengikuti misi dagang.
Menanggapi usulan tersebut, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis. Baginya, semua bisnis yang memiliki potensi besar layak dibuat studi kelayakan bisnis baru bagi SIER.
"Potensi perikanannya sangat besar, khususnya di Papua Barat Daya. Tantangannya adalah rantai pasok dingin yang menghubungkan potensi pasar di Pulau Jawa dan sumber komoditi perikanan di tanah Papua. Rantai pasok dingin atau cold chain termasuk gudang berpendingin adalah salah satu sektor yang perlu dikembangkan di kawasan industri yang dimiliki SIER," ungkap Didik.
Baca juga:
SIER Industrial Run 2024: Sensasi Lari di Bawah Pengolahan Limbah Surabaya
Pria yg juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Wilayah Jatim ini menambahkan, cold storage memang menjadi kunci menambah daya saing produk perikanan. Gudang berpendingin dalam rantai pasok memungkinkan pengelolaan yang baik dari suplai ikan segar, memperpanjang masa simpan ikan.
Selain itu, rantai pasok dingin juga memungkinkan untuk menjangkau pasar yang lebih luas, seperti pasar ekspor yang membutuhkan ikan yang segar dan dapat bertahan lama dan tentunya dapat dijual dengan harga yang lebih bagus.
"Bu Gubernur melihat potensi bisnis itu, sehingga mendorong PT SIER untuk berperan lebih dalam mengoptimalkan tenant dan investor yang telah ada di kawasan industri SIER dan PIER serta potensi-potensi pengembangan dengan Indonesia bagian timur khususnya Papua. Saya ucapkan terima kasih kepada Bu Gubernur atas dorongan ini," tandasnya.