Pixel Codejatimnow.com

Mencicipi Seker Bulgodang, Kuliner Favorit Sekitar Kampus IAIN Ponorogo

Editor : Zaki Zubaidi  
Seker Bulgodang, nasi dengan dengan kering tempe yang nikat. (Foto-foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Seker Bulgodang, nasi dengan dengan kering tempe yang nikat. (Foto-foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sego Kering atau yang disingkat Seker menjadi salah satu menu favorit warga Ponorogo. Menu Seker sangat sederhana, nasi dengan kering tempe. Salah satu penjualnya adalah Seker Bulgodang (bungkus godong gedang/daun pisang). Lokasinya berada di dekat kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

Tak pelak, karena berada di wilayah kampus, Seker Bulgodang menjadi jujukan mahasiswa. Terlebih saat tanggal tua. Jatimnow.com pun mencoba mencicipinya.

Warung tersebut bukan berada di depan rumah, melainkan di belakang atau dapur. Yang membedakan, ada deretan kursi untuk pembeli makan di tempat.

Justru berada di dapur itu menjadi keunikan. Terkadang pembeli harus antre karena sangking ramainya. Belum lagi ketika ingin mencicipi enaknya gorengan panas. Harus antre di dekat kompor agar kebagian.

Saat pesanan datang, nampak nasi kemebul (panas). Nasi kering mempunyai cita rasa manis, gurih juga pedas. Maklum saja, kering tempe yang disajikan ada tambahan cabai rawit utuh.

Kenikmatan itu bertambah, karena dipadukan dengan gorengan seperti tempe panas dan pia-pia. Kenikmatan hakiki menggoyang lidah.

Baca juga:
3 Rekomendasi Kudapan Kekinian Pemanis Suasana Berlebaran, Berikut Resepnya

Saat menuju kasir, rupanya juga murah meriah. Satu bungkus atau satu porsi nasi kering Bulgodang dihargai Rp3500, untuk gorengan Rp1000.

Jadi maklum saja, jika mereka yang datang untuk menikmati Bulgodang tidak hanya mahasiswa. Tetapi mereka yang juga bermobil-mobil.

"Bukanya saat Covid kemarin, tahun 2020-2021 lalu, saya usaha laundry. Tapi waktu Covid turun drastis pendapatan," ujar pemilik Bulgodang, Muhammad Arianto, Rabu (1/2/2023).

Baca juga:
3 Hidangan Istimewa untuk Santap Bersama di Hari Lebaran

Sehingga Arianto mencoba membuka usaha nasi kering ini. Ditambah lagi, ekonomi terpuruk, dia ingin membantu warga dengan menjual makan murah meriah tapi nikmat.

"Buka jam 6 sore hingga jam 11 malam," pungkasnya.

Reporter: Ahmmad Fauzani