Pixel Codejatimnow.com

Warga Pacitan Meninggal Diduga DBD, Penjelasan Dinkes Tegas!

Editor : Rochman Arief  Reporter : Ahmad Fauzani
Fogging di wilayah Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan. (foto: Doyok for jatimnow.com)
Fogging di wilayah Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan. (foto: Doyok for jatimnow.com)

jatimnow.com - Satu warga di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan meningga diduga akibat wabah demam berdarah dengue (DBD).

“Beberapa waktu lalu memang ada warga yang meninggal karena demam berdarah,” ujar salah satu warga, Sukatno, Rabu (1/3/2023).

Dia mengaku, Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo juga sudah melakukan fogging di Desa Sirnoboyo, buntut dari meninggalnya warga setempat yang diduga demam berdarah.

Kepala Bidang Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Pacitan, Drg. Nur Farida tidak menampik adanya warga yang meninggal akibat DBD. Hanya saja, bukan sepenuhnya karena penyakit yang disebabkan nyamuk aides aegypti.

Dia menyebut, warga yang meninggal itu memang terjangkit DBD. Selain itu, juga memiliki penyakit komorbid atau penyakit bawaan.

“Bukan semata-mata karena DBD,” kata drg Nur Farida kepada sejumlah media.

Karena itu, lanjutnya, dilakukan fogging di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan. Dia menyebutkan bahwa fogging itu bukan satu-satunya untuk mengendalikan DBD. Yang diutamakan sebenarnya adalah pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.

Baca juga:
Polisi Selidiki Viralnya Video Mesum Sejoli di Hutan Pacitan

“Sebenarnya ada kiteria khusus untuk bisa melakukan fogging. Karena semua daerah bisa dilakukan fogging,” urainya.

Menurutnya, fogging bisa dilakukan jika ada satu wilayah ada tambahan pasien panas, juga rumah sekitar ada jentik nyamuk. Fogging itu ada risiko besar.

"Untuk bulan Januari ini, ada delapan kasus DBD. Dari jumlah itu, menyebar di tiga lokasi yang meliputi, Kecamatan Pacitan Kota, Ngadirojo dan Lunimg," imbuhnya.

Baca juga:
Disdagnaker Pacitan Sebut THR Wajib Dibayar Paling Lambat H-7 Lebaran

Berdasarkan Dinas Kesehatan Pacitan, kasus DBD sepanjang tahun pada 2022 sebanyak 84 kejadian. Dia menyebutkan jika melihat data, ada penurunan cukup signifikan untuk kasus DBD.

“Gejala DBD itu panas naik-turun. Jika memang ada panas selama tiga hari, saya sarankan segera ke puskesmas. Untuk antisipasi saja, memastikan apakah DBD atau bukan,” pungkasnya.

Ahmad Fauzani/jatimnow.com