jatimnow.com - Peneliti Universitas Airlangga (Unair) meneliti potensi liquid smoke dari tempurung kelapa untuk terapi oral ulsel atau sariawan.
Penelitian itu yang tertuang dalam jurnal yang berjudul 'Oral Thin Film dengan Kandungan Liquid Smoke Tempurung Kelapa Sebagai Inovasi untuk Terapi Sariawan' itu juga telah diuji cobakan pada hewan atau in-vivo.
"Kami berinovasi untuk meningkatkan perlekatan dan penyerapan liquid smoke tempurung kelapa kedalam lesi oral ulser. Salah satu strategi yang kami gunakan adalah menggabungkan liquid smoke tempurung kelapa dengan bahan mucoadhesive yaitu HPMC dan gelatin," ujar Ketua Tim Peneliti, Prof Dr Diah Savitri Ernawati, Kamis (16/2/2023).
Penggabungan liquid smoke tempurung kelapa dengan HPMC dan gelatin itu dapat menghasilkan suatu sediaan yang disebut oral thin film yang memiliki karakteristik fleksibilitas, dosis obat dan waktu tinggal lebih lama di dalam mukosa rongga mulut.
"Penggabungan kedua bahan tersebut juga berupa dapat memperpanjang waktu perlekatan, sehingga penyerapan obat menjadi maksimal," papar Prof Diah.
Peneliti Unair, Prof Dr Diah Savitri Ernawati
Baca juga:
Mahasiswa Unair Ikhlas Temukan Senyawa Obat Cegah Sel Kanker
Selain itu, karakteristik oral thin film dengan liquid smoke tempurung kelapa yang dihasilkan, memiliki ketebalan yang rendah yaitu sekitar 35-50 mm dengan berat 250-300 mm dengan teknik yang sederhana.
Namun dengan ketebalan dan berat yang relatif rendah, oral thin film tersebut mampu menyerap air hampir 50 persen serta memiliki waktu pelepasan obat yang relatif cepat, yakni kurang dari satu menit dan mampu bertahan dalam waktu lima menit di dalam cairan.
"Pada uji pada hewan coba, oral thin film dengan liquid smoke tempurung kelapa ini menunjukkan potensi terapi yang lebih baik dibandingkan dengan liquid smoke bentuk cair. Dengan meningkatkan respon inflamasi dan proliferasi selama proses penyembuhan oral ulser," tambahnya.
Baca juga:
Lemlit Unitomo Gelar Klinik Proposal Hibah Penelitian DRTPM 2024
Prof Diah berharap inovasi tersebut akan dapat meningkatkan upaya untuk dapat mengembangkan dan meneliti lebih lanjut. Ke depan, agar oral thin film dapat diuji dan digunakan pada pasien dengan kondisi oral ulser.
"Sehingga temuan tersebut dapat memberikan sumbangsih baik pada ilmu pengetahuan dan aplikasi klinis mengenai bentuk baru terapi oral ulserasi," harapnya.