jatimnow.com - Jemari tangannya seperti menari-nari. Benang warna-warni itu bagaikan selendang yang mencipta harmoni. Gerakan merajut yang pelan namun pasti membentuk sepatu indah.
Ya, Kristina Puspita sedang memproduksi sepatu rajut di rumah sederhana Jalan Sidomulyo IV/14, Lingkungan/Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Dia adalah pelopor pengrajin sepatu rajut Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Mojokerto.
UMKM sepatu rajut dirintis Kristina bersama sang suami Muhammad Hendrayani Atmojo sejak tahun 2017. Hingga saat ini produk yang memerlukan kesabaran dan ketekunan masih eksis. Usaha ini dirintis secara otodidak. Ia belajar membuat sepatu rajut dari konten YouTube.
"Awalnya tahun 2017 itu lihat YouTube. Kok bisa sepatu rajut bagus dan sejak saat itu kepo. Dasarnya saya sudah bisa rajut jadi tinggal menerapkan aja," ujar Kristina sambil jari-jarinya merajut benang menjadi sepatu.
Ibu dua anak ini melanjutkan, sejak saat itu dirinya memberanikan diri untuk mencoba merajut sepatu dengan modal yang tidak terlalu besar. Eh, ternyata sambutan orang banyak merespons baik produk buatannya.
"Ternyata banyak yang suka. Alhamdulillah dari situ kita ada penghasilan juga. Sebelum sepatu rajut, saya bikin tas talikur. Kita juga sudah beberapa kali buat tas talikur," ungkapnya.
Pada tahun 2019, Kristina diminta oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari membikin 400 sepatu rajut untuk dibuat souvenir.
Baca juga:
Pelindo Regional 3 Raih Penghargaan TJSL dari Pemprov Jatim
"Awal tahun Ning Ita menjabat, saya diminta buat 400 pasang sepatu rajut. Saat itu saya harus memberikan pelatihan kepada perajut lain, karena bikin sepatu rajut sama tas rajut beda," paparnya.
Selain sepatu rajut, perempuan 42 tahun ini juga memproduksi tas rajut, dompet, boneka atau amigurumi. Kristina menamai UMKM-nya adalah RajootKoe.
"Sepatu ini saya kombinasikan kulit. Animonya juga baik dan banyak orang-orang dari komunitas yang beli. Sepatu ini saya jual Rp450 ribu sampai Rp500 ribu, kulitnya asli. Kalau merek sudah dipatenkan dan itu difasilitasi oleh Diskopukmperindag Kota Mojokerto," terangnya.
Baca juga:
Bank Jatim Dinobatkan sebagai Akselerator Pembangunan
Kerajinan handmade ini seperti tas, boneka rajut dan sepatu rajut kombinasi kulit dihargai mulai dari Rp35 ribu hingga Rp500 ribu.
"Kalau pengerjaannya sesuai tingkat kesulitan, kalau boneka kecil di hari, kalau sepatu rajut kulit ini bisa dua minggu karena tingkat kesulitannya. Ini harus sama kanan kirinya, kalau gak sama harus dilepas," ungkap Kristina.
Ia mengingkap, pangsa pasar hasil kerajinan tangan ini diminati sampai ke Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Papua.
"Ya alhamdulilah bisa kirim ke Papua. Kalau dekat-dekat sini ya sering terjual. Saat bazar UMKM juga banyak terjual," pungkasnya.