Pixel Code jatimnow.com

Akademisi Unair Temukan Antibakteri Unggas Alami Berbahan Meniran dan Sambiloto

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Rama Indra S.P
Prof. Dr. Ir. Sri Hidanah MS. (Foto: HUmas UNair)
Prof. Dr. Ir. Sri Hidanah MS. (Foto: HUmas UNair)

jatimnow.com- Akademisi Universitas Airlangga (Unair) Profesor Sri Hidanah berhasil menemukan antibakteri alami untuk ternak jenis unggas. Berbahan dari ekstrak daun meniran dan sambiloto, yang merupakan hasil dari penelitiannya.

Meniran dengan nama latin Phyllanthus Niruri Linn dan Sambiloto (Andrographys Paniculata) ini diteliti, dan diketahui memiliki kandungan zat yang mampu menekan berkembang biaknya bakteri berjenis Salmonella Pullorum, atau jenis bakteri yang bisa menyebabkan kematian pada unggas.

Profesor Sri Hidanah mengatakan, penelitian ini meniran sudah dilakukan sejak tahun 2012 lalu, dan baru-baru ini muncul ide untuk menggabungkannya dengan sambiloto menjadi antibakteri unggas alami.

"Melihat peluangnya, hal ini mudah ditemukan di sekitar dan bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan peternak. Apalagi, antibiotik growth promotor (AGP) yang biasa dipakai dilarang untuk digunakan," kata profesir Hidanah dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/2/2023).

Sedangkan, AGP atau antibiotik berlebih yang dicampur ke pakan ternak demi pertumbuhan unggas itu berbahaya, lantaran kandungan zat dapat tertinggal di dalam daging.

Baca juga:
SKK Migas Jabanusa Dukung Inovasi Anak Bangsa di Pameran SINOX-01 Surabaya

"Pemakaian AGP dilarang karena meninggalkan zat sisa di daging ayam atau unggas yang lain. Oleh sebab itu kami mencari pengganti AGP ini dengan bahan alam," jelasnya.

Untuk itu, kualitas dari produk yang dihasilkan dengan penggunaan zat berbahan alami, nanti diharapkan dapat meningkat.

"Dengan menggunakan bahan alami maka hasil daging lebih sehat, telur yang dihasilkan lebih baik karena tidak ada zat sisa antibiotik. Jadi telur dan daging lebih sehat untuk dikonsumsi oleh manusia," tambahnya.

Baca juga:
Terminal Gapura Surya Nusantara jadi Pionir Modernisasi Pelabuhan Nasional

Inovasi yang telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ini kedepan akan dikembangkan lagi menjadi bentuk paling kecil yang disebut nano.

"Untuk pembuatan sediaan nano ini kita akan berkolaborasi dengan industri dan sedang kami tindak lanjuti, sehingga penggunaan antibakteri ini dapat dicampur dengan pakan," pungkasnya.