Pixel Codejatimnow.com

Belum Percaya Kediri Kota Terkaya di Indonesia? Begini Penjelasan BPS

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Kantor Gudang Garam dari seberang Sungai Brantas Kediri. (Foto : Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Kantor Gudang Garam dari seberang Sungai Brantas Kediri. (Foto : Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Titel Kediri sebagai kota terkaya di Indonesia belakangan kembali ramai jadi perbincangan di dunia maya. Kediri bahkan disebut mengalahkan kota besar seperti, Surabaya dan Jakarta.

Dalam beberapa ulasan, titel kota terkaya yang disandang Kediri ini didasari data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, yang mengacu pada penilaian produk domestik regional bruto (PDRB).

Dalam data itu tercatat PDRB per kapita di Kediri mencapai Rp 457,98 juta. Sementara itu, jumlah penduduknya yaitu 287.982 jiwa dengan kepadatan penduduk 4.611 jiwa/Km persegi.

Nilai ini mengalahkan Bontang (Rp312,14 Juta), Jakarta (Rp260,44 Juta), Cilegon (Rp233,02 Juta) dan Surabaya (Rp190,89 Juta).

Pj Neraca BPS Kota Kediri Dyah Retnani, memberikan penjelasan terkait hal ini. Menurut Nani, tingginya penilaian Kota Kediri ini karena nilai PDRB yang besar di Kota Tahu hanya dibagi dengan penduduk yang kecil.

Seperti diketahui jumlah penduduk di kota dengan tiga kecamatan ini yaitu 287.982 jiwa. Sehingga ketika nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk yang kecil ini jelas memunculkan angka yang cukup besar.

"Jadi yang ramai dibahas itu PDRB per kapita bukan pendapatan per kapita masyarakat tapi PDRB. PDRB per kapita itu adalah suatu produk yang ada di wilayah, itu kebetulan di Kediri sangat besar karena ada produk dari rokok Gudang Garam," terang Nani, Jumat (24/2/2023).

"Sementara untuk jumlah penduduknya itu sedikit sehingga PDRB dibagi jumlah penduduk itu menjadikan nilai PDRB per kapitanya sangat besar," tambahnya.

Berbeda dengan penduduk Surabaya misalnya, yang mencapai 2 juta lebih jiwa.

Lanjut Nani, besarnya PDRB Kota Kediri ini tak lepas dari peranan pabrik rokok Gudang Garam yang menyumbang sekitar 80 persen. Gudang Garam yang masuk dalam kategori olahan industri ini layaknya mercusuar, di mana kategori lain hanya menyumbang peranan kecil.

"Peranan Gudang Garam terhadap PDRB ini sekitar 80 persen, 20 persen sisanya dibagi 16 kategori lainnya," jelas Nani.

Baca juga:
Vinanda Prameswati, Sosok Milenial yang Diusung Golkar di Pilwali Kediri 2024

Kategori lain ada perdagangan besar dan eceran: reparasi mobil dan sepeda motor dengan 9,11 persen. Informasi dan komunikasi 2 persen, ini cukup tinggi karena pandemi kemarin banyak masyarakat menggunakan sarana digital sebagai alat komunikasi.

Lainnya seperti pertanian, pengadaan air dan pengelolaan limbah, jasa perusahaan serta jasa pendidikan hanya di bawah 1 persen.

Lalu, bagaimana kehidupan masyarakat Kota Kediri?

BPS Kota Kediri dalam surveinya menyebut persentase tingkat kemiskinan di Kota Kediri tahun 2021 sebanyak 22,55 ribu jiwa atau 7,75 persen. Tingkat pengangguran terbuka di tahun 2021 ini juga naik 0,15 persen poin dibandingkan tahun 2020.

Sementara berdasarkan rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat Kota Kediri sebesar Rp1,5 juta. Survei 2021 ini dilakukan berdasarkan program Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dengan sampel di seluruh strata.

Baca juga:
Bos Percetakan di Kediri Tewas saat Check In Bareng Karyawan

"Kalau masyarakatnya itu kan kita dari BPS pendekatannya dari SUSENAS, pendekatannya dari pengeluaran per kapita untuk 2021 rata-rata pengeluaran per kapitanya itu per orang Rp1,5 juta," urai Nani.

Namun, di tahun 2022 ini, angka kemiskinan di Kota Kediri mulai menurun 0,52% menjadi 21,15 ribu jiwa.

Garis kemiskinan Kota Kediri pada tahun 2022 juga naik Rp30.390 per kapita per bulan atau meningkat sebesar 5,99%, bila dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp506.936 per kapita per bulan.

“Kalau data PDRB 2022 akan dirilis akhir Februari 2023 ini,” tandasnya.