Pixel Code jatimnow.com

Untag Surabaya Wisuda 1.044 Mahasiswa, Pesan Rektor Menyentuh

Editor : Rochman Arief   Reporter : Farizal Tito
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA  di sela wisuda 1.044 mahasiswa, Sabtu (25/2/2023). (foto-foto: Universitas 17 Agustus for jatimnow.com)
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA di sela wisuda 1.044 mahasiswa, Sabtu (25/2/2023). (foto-foto: Universitas 17 Agustus for jatimnow.com)

jatimnow.com - Universitas 17 Agustus (Untag) mewisuda 1.044 mahasiswa dari jenjang sarjana, magister hingga doktor, yang digelar di kampus setempat, Sabtu (25/2/2023).

Secara terperinci, sebanyak 1.044 mahasiswa yang diluluskan itu terdiri atas 919 wisudawan Strata-1 dari 16 program studi, 82 Wisudawan Strata-2 dari enam program studi dan 32 wisudawan Strata-3.

Prosesi wisuda ke-126 yang dipimpin Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA itu mengangkat tema 'Stronger Together'. Turut hadir pula para jajaran YPTA Surabaya, rektorat dan senat

Menurutnya, tema tersebut merepresentasikan makna gotong royong. Sehingga melalui gotong royong bisa menjadi kuat, bisa mengatasi persoalan dan perbedaan bahkan menghasilkan karya-karya terbaik.

"Tema ini merupakan perwujudan karakter Patriot Merah Putih yang berjiwa Pancasila, mengedepankan kerja sama dan mengutamakan kepentingan bersama," ujar Prof Mulyanto Nugroho.

Prof Nug sapaan akrabnya, menegaskan bahwa wisudawan tahun ini harus bisa menjadi generasi patriot yang unggul dengan mengedepankan kebersamaan dan mengesampingkan perbedaan.

"Untag Surabaya berharap wisudawan menjadi bibit generasi patriot yang unggul dan berkontribusi bagi bangsa Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari proses pencapaian visi Untag Surabaya, menjadi perguruan tinggi unggul berbasis nilai dan karakter bangsa pada tahun 2035. Tentu visi ini tidak bisa dicapai tanpa gotong royong," kata Prof. Nug.

Ia menjabarkan berbagai capaian yang dapat diraih pada tahun ini, di antaranya dengan dengan gotong royong. Ia memberi bukti capaian peringkat 53 nasional dari 4.484 perguruan tinggi di Indonesia.

"Selain itu, Untag Surabaya juga berhasil berada di posisi lima besar Kampus Unggulan LLDikti Jawa Timur. Serta menjadi perguruan tinggi swasta peringkat 1 di Jawa Timur untuk capaian SINTA Kemendikbud Ristek RI," ungkapnya.

Baca juga:
Unisba dan Untag Surabaya Kolaborasi Atasi Masalah Sampah dengan Cara Ini

Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah 7 Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri SE., MM., menyebut Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bisa menjadi universitas kelas dunia karena mempunyai kelebihan.

"Kalau ingin menjadi universitas kelas dunia, kita harus punya kelebihan, salah satunya adalah Institusi Unggul atau A. Bisa kita katakan kalau Untag Surabaya bisa menuju ke sana," kata Prof. Dyah.

Dia menjelaskan, untuk menjadi universitas berkelas internasional atau istilahnya Universitas Berkelas Dunia (UBD), paling tidak karya ilmiahnya harus bisa dinikmati oleh dunia. Menurutnya, Indonesia harus dikenal melalui sains dan knowladge yang bisa dinikmati dunia.

Kepada 1.044 orang wisudawan jenjang sarjana, magister dan doktor yang dikukuhkan hari ini, ia meminta untuk tidak hanya bermimpi menjadi pegawai, namun harus bermimpi menjadi pencetak kerja.

Baca juga:
Budayawan Kota Batu Minta Maaf Sudutkan Institusi Kepolisian dan Tentara dalam Orasi

"Itu yang selalu kami sampaikan ke mahasiswa karena mempunyai multiplayer effect yang sangat luar biasa, untuk masyarakat, bangsa dan negara," ia menjelaskan.

Sementara itu, Salah satu wisudawan, Laelatus Sholikhah yang merupakan anak sopir perusahaan alat berat mengaku bangga dan terharu bisa menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,90.

Ia mengaku dalam meraih presentasi tersebut dirinya menerapkan sistem belajar dengan sungguh-sungguh, meskipun ia juga mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai freelancer untuk mengisi waktu luang.

"Tidak ada kiat khusus, hanya belajar saja. Untuk mahasiswa lain tetap semangat belajar terus karena tanpa belajar kita tidak tahu apa-apa," kata wisudawan dari Program Studi Akuntansi tersebut.